Mengantisipasi Epidemi Korona (Covid-19)





Setelah epidemi penyebaran korona (2019-nCov) , Kota Wuhan diberitakan oleh beberapa media layak disebut sebagai kota mati. Tidak ada orang yang boleh keluar maupun masuk. Kota mati atau lumpuh dalam pikiran siapa pun hanya ditemui dalam film-film seperti di film Flu dan Contagion.




Bagi yang sudah menonton, kedua film tersebut menceritakan virus yang ditularkan, mula-mula dari kelelawar atau hewan-hewan yang diperjualbelikan di pasar, kemudian virus mematikan ini dapat menular dari manusia ke manusia lainnya.

Dalam film Flu, penularan virus mematikan berjalan dengan cepat ditularkan dari sebuah kontainer yang memuat mayat manusia-manusia yang diselundupkan. Sangat melodramatis, selama satu jam setengah lebih kita diajak untuk menyaksikan episode kengerian yang disebabkan “hanya” oleh virus, mahluk berukuran kecil. Sementara itu di dunia nyata, tentu kita masih mengingat dengan baik saat seorang warga Wuhan meninggal di sebuah emperan toko.

Virus Corona, 2019-nCov kini telah berubah menjadi Covid-19, penularannya tidak lagi dari hewan ke manusia, melainkan dari manusia ke manusia. Tidak lagi merupakan epidemi di Kota Wuhan, China saja, juga telah menyebar ke penjuru dunia.

Korban meninggal akibat korona (Covid-19) di seluruh dunia hingga Minggu (15/3) mencapai 5.833 orang. Sementara jumlah kasus sebanyak 156.400 di mana 73.968 dinyatakan sembuh.

Setelah China, kasus terbanyak ada di Italia yakni 21.157 kasus dan korban meninggal 1.441 orang. Setelah itu Iran dengan 12.729 dan 611 orang meninggal. Korea Selatan juga menjadi salah satu negara dengan kasus corona terbanyak yaitu 8.086 dan 72  meninggal.

Berdasarkan informasi terakhir, kasus virus corona di Amerika Serikat mengalami lonjakan hingga menembus angkas 2.952 per hari ini.

Situasi Covid-19 - Update: 18 Maret 2020, Pukul 16.12  WIB

Jumlah orang yang diperiksa : 1.255
Positif COVID-19 : 172
Sembuh (Positif COVID-19) : 9
Meninggal (Positif COVID-19) : 5
Negatif COVID-19 : 1.083
Proses Pemeriksaan : 0

Sumber: Kementerian Kesehatan

Kota Sukabumi dalam Mengantisipasi Covid-19



Epidemi Korona telah menyebar sangat cepat. Setiap negara telah menetapkan protokol yang ketat dalam mengantisipasi penyebarannya. Di Singapura telah ditetapkan protokol semacam itu dengan peningkatan prilaku hidup bersih dan sehat.

Contoh protokol ketat dalam mengantisipasi penyebaran Covid-19 yaitu menghindari kontak dengan hewan hidup dan mengonsumsi makanan mentah atau kurang matang, menghindari kumpulan massa dan menutup kontak dengan orang yang sedang tidak sehat.

Selanjutnya sering-sering mencuci tangan dengan sabun, menggunakan masker jika sedang mengalami gejala gangguan kesehatan seperti batuk dan pilek, menutup mulut dengan tisu saat batuk atau bersih dan membuang tisu di tempat sampah atau tempat khusus yang disediakan, jika merasa tidak enak badan segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat; dan terus menjalankan hidup higienis.

Klarifikasi di  RSUD R. Syamsudin (Bunut)


Pemkot Sukabumi telah melakukan tindakan lugas dan sigap saat tersebar isu, salah seorang warga kota meninggal akibat korona. RSUD R. Syamsudin (Bunut) menyelenggarakan konferensi pers untuk mengklarifikasi informasi yang telah menyebar melalui media sosial dan media obrolan.

Wali Kota Sukabumi, H. Achmad Fahmi memberikan keterangan resmi terkait informasi yang beredar di media sosial dan online, ada pasien yang diindikasikan terserang korona dirawat di RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi, Senin (2/3). Klarifikasi ini dilakukan agar masyarakat bisa mendapatkan keterangan yang lengkap dan akurat mengenai masalah tersebut.

Terkait infomasi yang beredar pukul 24.00 WIB, Ny T meninggal disebabkan oleh korona belum bisa diyakini kebenarannya, karena Covid 19 bisa dinyatakan positif apabila mendapatkan hasil labkes kemenkes .

'' Hasil sementara, Ny T meninggal karena jantung baik dari keterangan dokter jantung dan dokter paru-paru,''' ujar H. Achmad Fahmi. Ke depan warga harus menggiatkan PHBS seperti mencuci tangan dengan sabun dan tidak berkunjung ke negara yang terjangkit korona.

Tidak hanya dengan mengadakan konferensi pers, Pemkot Sukabumi juga telah melakukan gerakan nyata untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19. Pada tanggal 03 Maret 2020, Tim Penggerak PKK dan DWP Se- Kota Sukabumi melakukan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) dengan senam bersama di Gor Merdeka Kota Sukabumi.



Pola hidup bersih dan sehat (PHBS) telah disosialisasikan oleh Dinas Kesehatan Kota Sukabumi sejah jauh-jauh hari. Pada tahun 2020 ini, Dinkes Kota Sukabumi pun menargetkan Kota Sukabumi sebagai wilayah ODF (Open Defecation Free). ODF adalah kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak lagi melakukan aktivitas buang air besar secara sembarangan.

Call Center Covid-19

Dinas Kesehatan Kota Sukabumi telah menyediakan call center Covid-19 di layanan:






Penerapan Sekolah di Rumah dari Tanggal 16 - 28 Maret 2020

Pemerintah Kota Sukabumi mengambil kebijakan untuk mengalihkan proses kegiatan belajar mengajar dari sekolah ke rumah mulai 16 Maret hingga 28 Maret 2020. Hal ini sebagai bagian upaya pencegahan penyebaran virus Corona.



Langkah tersebut sesuai hasil rapat koordinasi yang dipimpin Wali Kota Sukabumi H. Achmad Fahmi pada Minggu (16/3) malam. Rakor ini dihadiri pula Wakil Wali Kota Sukabumi H. Andri Setiawan Hamami dan Sekda Kota Sukabumi Dida Sembada serta pejabat Pemkot Sukabumi lainnya.

'' Hasil rapat koordinasi yang dipimpin Wali Kota Sukabumi pada 15 Maret 2020, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dialihkan di rumah mulai 16 Maret sampai 28 Maret 2020,'' ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi Nicke Siti Rahayu.

Berita terkini Covid-19




Hingga Jumat petang (13/3) total 4 pasien positif Covid-19 yang meninggal. Mereka adalah pasien kasus 25, perempuan, warga negara asing (WNA) berusia 53 tahun, pasien kasus 35, perempuan usia 57 tahun, pasien kasus 36, perempuan usia 37 tahun, dan pasien kasus 50, laki-laki usia 59 tahun.

Sebelumnya, pada Kamis (12/3) Jubir Pemerintah untuk Covid-19 dr. Achmad Yurianto mengumumkan satu orang pasien positif COVID-19 meninggal dunia saat menjalani proses isolasi di salah satu rumah sakit rujukan. Pasien adalah seorang perempuan warga negara asing berusia 53 tahun, yang diidentifikasi sebagai Kasus 25.

Saat masuk ke rumah sakit, pasien tercatat sudah memiliki riwayat penyakit di antaranya diabetes, hypertiroid dan penyakit paru obstruksi menahun.

Selanjutnya hari ini, Jumat (13/3) dr. Achmad Yurianto mengumumkan lagi pasien positif Covid-19 yang meninggal, yakni pasien kasus 35, kasus 36, dan kasus 50.

Pasien kasus 35 masuk ke rumah sakit dalam keadaan menggunakan ventilator namun belum keluar hasil pemeriksaan Covid-19. Perburukan kondisi pasien terjadi cepat dan hari itu juga meninggal.

''Hasilnya pemeriksaan spesimennya positif Covid-19 dan sudah diserahkan ke Dinas wilayahnya untuk tracing kontak,'' kata dr. Achmad.

Pasien 36, perempuan 37 tahun masuk RS dengan menggunakan ventilator dan mengalami perburukan kondisi dengan cepat kemudian meninggal, ternyata hasil tes spesimennya juga positif Covid-19.

Dinkes wilyah sudah diberi tahu dan langsung tracing.

''Kita masih menunggu hasil kontak tracing dari kedua pasien tersebut, ujar dr. Achmad.

Begitupun dengan pasien kasus 50, laki-laki 59 tahun tersebut mengalami perburukan kondisi cepat dan kemudian meninggal. Pasien tersebut positif Covid-19, sementara kontak tracing sedang dilakukan Dinkes setempat.




Dalam waktu dua hari, jumlah kasus baru positif corona meningkat tajam, sebanyak 21 orang tambahan dinyatakan terjangkit. Pemerintah mengumumkan seorang pasien meninggal pada Rabu(11/3) dan masih menelusuri seorang pasien yang diduga tertular melalui "local transmission". 

Achmad Yurianto, juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, mengonfirmasi meninggalnya seorang pasien positif Corona yang tengah dirawat pada Rabu (11/03). Pasien tersebut merupakan warga negara asing, berjenis kelamin perempuan, dan berusia 53 tahun.

Pemerintah menyatakan pasien itu masuk rumah sakit sudah 'dalam kondisi sakit berat karena ada faktor penyakit yang mendahului. Diabetes, hipertensi, hipertiroid, penyakit paru obstruksi menahun'.

"Pasien ini masuk di RS sudah dalam keadaan sakit berat. Karena memang ada faktor penyakit mendahului. Di antaranya diabetes, hipertensi, hipertiroid, dan penyakit paru obstruksi menahun yang sudah cukup lama diderita," jelas Yuri.

Achmad Yurianto menambahkan 'kedutaan besar negara terkait sudah mengetahui sejak awal' dan saat ini jenazah tengah dalam proses pemulangan ke negaranya.




Pandemi Covid-19

Sebuah virus ditetapkan sebagai pandemik jika penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut telah menyerang banyak orang di seluruh dunia dalam waktu yang berdekatan.


Antisipasi Menghadapi Covid-19 Menurut WHO

Negara-negara harus membangun strategi komprehensif untuk mencegah infeksi, menyelawatkan nyawa, dan meminimalkan dampak. Cara-cara yang dapat ditempuh, antara lain:


  • Selalu siap sedia karena tidak ada sau negara yang bisa terhindar dari Covid-19
  • Mengurangi transmisi
  • Berinovasi dan belajar untuk mengaktifkan dan meningkatkan mekanisme respos darurat
  • Mengomunikasikan ke publik tentang risiko dan cara melindungi diri sendiri
  • Menemukan, memisahkan, menguji, dan merawat setiap kasus dan melacak setiap kontak
  • Mempersiapkan rumah sakit
  • Melindungi dan melatih petugas kesehatan


Cara Pencegahannya

  1. Pastikan tangan tetap bersih.
  2. Ketika bersin atau batuk  harus menutup mulut atau hidung dengan siku atau tisu
  3. Setidaknya harus ada jarak satu meter dengan orang yang tengah bersin, batuk, dan demam.
  4. Hindari bersentukan dengan mata, hidung, dan mulut.
  5. Jaga kebersihan saat mendatangi pasar hewan hidup, pasar produk makanan berbahan dasar hewan, atau pasar basah.
  6. Hindari mengonsumsi makanan berbahan dasar hewan yang mentah atau setengah matang





1 komentar untuk "Mengantisipasi Epidemi Korona (Covid-19)"

Silakan kirim saran dan komentar anda