Pendidikan menjadi syarat utama mewujudkan Kota Sukabumi Bercahaya dan cita-cita bangsa menuju Indonesia Emas 2045. Untuk merealisasikannya diperlukan sekolah model transformatif yang adaptif terhadap perkembangan zaman, namun tanpa melupakan pijakan awal tujuan pendidikan, yaitu memanusiakan manusia.
Lebih dari itu, diperlukan Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2025–2029 untuk mewujudkan cita-cita ideal tersebut. Salah satu upaya nyata yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi yaitu menggelar Forum Perangkat Daerah (FPD) dengan tema "Menjadikan Pendidikan dan Budaya sebagai Fondasi Pembangunan Daerah yang Berkelanjutan".
Kegiatan ini berlangsung pada Jumat (25/4/2025) di Ruang Pertemuan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi, dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk Kepala Dinas Pendidikan, Ketua PGRI, perwakilan Bappeda, Dewan Pendidikan, serta perwakilan dari kecamatan, kelurahan, sekolah, dan Kemenag.
Beberapa isu strategis yang dibahas dalam forum tersebut meliputi ketercukupan hak pendidik, di mana Kota Sukabumi masih menghadapi kekurangan sekitar 800 guru, sebuah tantangan yang juga terjadi secara nasional.
Selain itu, dibahas pula upaya membentuk sekolah model transformatif, program wajib belajar 13 tahun, pengembangan sekolah kumpulan, penguatan layanan konseling, serta digitalisasi pembelajaran dan sekolah.
Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana, yang hadir membuka acara, menekankan pentingnya pendidikan dan budaya sebagai modal dasar pembangunan.
Ia menyatakan bahwa Sukabumi harus siap menjadi kota yang layak dieksplorasi, sehingga mampu menarik minat investor.
"Dengan pendidikan yang berkualitas dan masyarakat yang rukun, Sukabumi dapat menjadi destinasi yang aman dan nyaman bagi siapa pun, termasuk investor," ujarnya.
Melalui FPD ini, Pemerintah Kota Sukabumi berkomitmen untuk memperkuat sektor pendidikan dan kebudayaan sebagai landasan menuju pembangunan berkelanjutan, sekaligus mempersiapkan generasi unggul untuk menyongsong Indonesia Emas 2045.
Lebih dari itu, diperlukan Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2025–2029 untuk mewujudkan cita-cita ideal tersebut. Salah satu upaya nyata yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi yaitu menggelar Forum Perangkat Daerah (FPD) dengan tema "Menjadikan Pendidikan dan Budaya sebagai Fondasi Pembangunan Daerah yang Berkelanjutan".
Kegiatan ini berlangsung pada Jumat (25/4/2025) di Ruang Pertemuan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi, dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk Kepala Dinas Pendidikan, Ketua PGRI, perwakilan Bappeda, Dewan Pendidikan, serta perwakilan dari kecamatan, kelurahan, sekolah, dan Kemenag.
Beberapa isu strategis yang dibahas dalam forum tersebut meliputi ketercukupan hak pendidik, di mana Kota Sukabumi masih menghadapi kekurangan sekitar 800 guru, sebuah tantangan yang juga terjadi secara nasional.
Selain itu, dibahas pula upaya membentuk sekolah model transformatif, program wajib belajar 13 tahun, pengembangan sekolah kumpulan, penguatan layanan konseling, serta digitalisasi pembelajaran dan sekolah.
Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana, yang hadir membuka acara, menekankan pentingnya pendidikan dan budaya sebagai modal dasar pembangunan.
Ia menyatakan bahwa Sukabumi harus siap menjadi kota yang layak dieksplorasi, sehingga mampu menarik minat investor.
"Dengan pendidikan yang berkualitas dan masyarakat yang rukun, Sukabumi dapat menjadi destinasi yang aman dan nyaman bagi siapa pun, termasuk investor," ujarnya.
Melalui FPD ini, Pemerintah Kota Sukabumi berkomitmen untuk memperkuat sektor pendidikan dan kebudayaan sebagai landasan menuju pembangunan berkelanjutan, sekaligus mempersiapkan generasi unggul untuk menyongsong Indonesia Emas 2045.
Pewarta :Esty
Dokumentasi : Dede Soleh Saepul
DOKPIM KOTA SUKABUMI
Pranata Kehumasan
Ross Pristianasari