Ketua TP-PKK Kota Sukabumi, Ranty Rachmatilah menegaskan bahwa upaya pencegahan dan penurunan kasus new stunting merupakan tanggung jawab bersama yang harus dimulai dari lingkungan keluarga dan masyarakat.
Hal tersebut disampaikannya saat menghadiri kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Kader PKK Kelurahan Citamiang, Kecamatan Citamiang, pada Kamis, 3 Juli 2025.
Dalam sambutannya, Ranty menyatakan bahwa pencegahan stunting tidak bisa dilakukan secara parsial atau hanya mengandalkan program sesaat.
“Penanganan stunting harus menjadi gerakan kolektif yang berkelanjutan dan terintegritas. Kita harus membangkitkan kesadaran bersama bahwa stunting adalah masalah serius yang menyangkut masa depan anak-anak kita,” ujarnya.
Salah satu upaya aplikatif yang menurutnya sangat memungkinkan untuk dilakukan oleh masyarakat di wilayah perkotaan seperti Citamiang adalah pemanfaatan lahan pekarangan.
Ranty menyebutkan bahwa pekarangan rumah dapat dijadikan sumber pangan bergizi tinggi bagi keluarga, seperti sayur-sayuran, rempah, hingga tanaman obat keluarga (toga).
"Di sinilah peran kader PKK sangat strategis, yaitu sebagai motor penggerak edukasi, pendampingan, dan penyuluhan kepada masyarakat," jelas Ranty.
Ia juga menekankan bahwa kader PKK merupakan ujung tombak penyuluhan pemanfaatan pekarangan dan pola makan bergizi seimbang, yang dilakukan dengan pendekatan berbasis masyarakat dan gotong royong.
Turut hadir dalam kegiatan Bimtek ini, Sekretaris Camat Citamiang, Lurah Citamiang, Ketua TP-PKK Kecamatan Citamiang, Ketua TP-PKK Kelurahan, dan Kepala Puskesmas Gedong Panjang.
Kehadiran berbagai unsur tersebut menjadi bentuk sinergi lintas sektor dalam mendukung program penguatan ketahanan keluarga.
Ranty juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara Kader PKK, Posyandu, RT/RW, dan Pemerintah Kelurahan dalam mengidentifikasi keluarga-keluarga yang masuk dalam kategori rentan stunting.
Intervensi yang dilakukan, kata dia, tidak hanya berupa edukasi, tetapi juga melalui pemberian makanan tambahan (PMT) dan gerakan tanam sayuran di pekarangan, yang sekaligus dapat membantu ekonomi keluarga.
“Langkah-langkah kecil yang dilakukan bersama akan membawa dampak besar bagi generasi masa depan. Ini adalah bentuk cinta dan tanggung jawab kita pada anak-anak serta masa depan Kota Sukabumi,” pungkas Ranty.
Melalui kegiatan ini, TP-PKK berharap muncul kesadaran kolektif di masyarakat, khususnya para ibu dan kader, untuk aktif berperan dalam pencegahan stunting dengan cara-cara yang sederhana, terjangkau, dan berkelanjutan.
Hal tersebut disampaikannya saat menghadiri kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Kader PKK Kelurahan Citamiang, Kecamatan Citamiang, pada Kamis, 3 Juli 2025.
Dalam sambutannya, Ranty menyatakan bahwa pencegahan stunting tidak bisa dilakukan secara parsial atau hanya mengandalkan program sesaat.
“Penanganan stunting harus menjadi gerakan kolektif yang berkelanjutan dan terintegritas. Kita harus membangkitkan kesadaran bersama bahwa stunting adalah masalah serius yang menyangkut masa depan anak-anak kita,” ujarnya.
Salah satu upaya aplikatif yang menurutnya sangat memungkinkan untuk dilakukan oleh masyarakat di wilayah perkotaan seperti Citamiang adalah pemanfaatan lahan pekarangan.
Ranty menyebutkan bahwa pekarangan rumah dapat dijadikan sumber pangan bergizi tinggi bagi keluarga, seperti sayur-sayuran, rempah, hingga tanaman obat keluarga (toga).
"Di sinilah peran kader PKK sangat strategis, yaitu sebagai motor penggerak edukasi, pendampingan, dan penyuluhan kepada masyarakat," jelas Ranty.
Ia juga menekankan bahwa kader PKK merupakan ujung tombak penyuluhan pemanfaatan pekarangan dan pola makan bergizi seimbang, yang dilakukan dengan pendekatan berbasis masyarakat dan gotong royong.
Turut hadir dalam kegiatan Bimtek ini, Sekretaris Camat Citamiang, Lurah Citamiang, Ketua TP-PKK Kecamatan Citamiang, Ketua TP-PKK Kelurahan, dan Kepala Puskesmas Gedong Panjang.
Kehadiran berbagai unsur tersebut menjadi bentuk sinergi lintas sektor dalam mendukung program penguatan ketahanan keluarga.
Ranty juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara Kader PKK, Posyandu, RT/RW, dan Pemerintah Kelurahan dalam mengidentifikasi keluarga-keluarga yang masuk dalam kategori rentan stunting.
Intervensi yang dilakukan, kata dia, tidak hanya berupa edukasi, tetapi juga melalui pemberian makanan tambahan (PMT) dan gerakan tanam sayuran di pekarangan, yang sekaligus dapat membantu ekonomi keluarga.
“Langkah-langkah kecil yang dilakukan bersama akan membawa dampak besar bagi generasi masa depan. Ini adalah bentuk cinta dan tanggung jawab kita pada anak-anak serta masa depan Kota Sukabumi,” pungkas Ranty.
Melalui kegiatan ini, TP-PKK berharap muncul kesadaran kolektif di masyarakat, khususnya para ibu dan kader, untuk aktif berperan dalam pencegahan stunting dengan cara-cara yang sederhana, terjangkau, dan berkelanjutan.
Pewarta : Esty
Dokumentasi : Iqbal
DOKPIM KOTA SUKABUMI
Pranata Kehumasan
Ross Pristianasari