Tim Penggerak PKK Kota Sukabumi menggelar sosialisasi program kerja tahun 2025 dengan fokus pada pencegahan stunting, kesehatan anak, dan penguatan kepedulian sosial, Selasa (16/9/2025).
Kegiatan ini dipimpin oleh Ketua TP-PKK Kota Sukabumi, Ranty Rachmatilah, yang menyoroti isu-isu sensitif terkait kesehatan mental dan tekanan sosial di masyarakat.
Dalam sambutannya, Ranty mengingatkan bahwa kasus tragis di Bandung baru-baru ini, di mana seorang ibu mengakhiri hidupnya setelah membunuh anaknya, harus menjadi pelajaran penting.
“Mungkin kita berpikir kasus itu jauh dari kita, tetapi bagaimana jika itu terjadi pada orang terdekat? Sebelum memberi kasih sayang kepada orang lain, kita harus terlebih dahulu mencintai diri sendiri. Satu kata bisa menyembuhkan, tetapi satu kata juga bisa meruntuhkan,” ujarnya.
Ranty menegaskan bahwa kelelahan batin, rasa malu, tekanan ekonomi, dan konflik keluarga dapat menjadi bom waktu yang mengancam kehidupan.
Ia mengajak masyarakat untuk tidak menghakimi, tetapi belajar dan berbenah diri.
“Kita tidak tahu sepenuhnya apa yang dialami seseorang. Beban hidup orang dewasa jangan pernah dibebankan kepada anak-anak. Hidup itu tidak mudah, dan setiap ujian adalah bagian dari rencana Allah untuk menyelamatkan kita,” tambahnya.
Ia juga menyoroti stigma terhadap gangguan mental yang kerap membuat orang enggan mencari bantuan. Menurutnya, masyarakat perlu menerima bahwa meminta bantuan psikologis bukanlah kelemahan, melainkan bentuk keberanian.
Ranty mendorong terbentuknya budaya peduli—membangun empati, mendengar keluh kesah orang lain, dan tidak meremehkan curhatan, karena ucapan sederhana bisa menyelamatkan nyawa.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa PKK bukan hanya berperan dalam pemberdayaan keluarga, tetapi juga harus memperkuat dukungan psikologis dan sosial.
Program-program seperti kampanye perilaku hidup bersih dan sehat, pencegahan stunting, serta edukasi kesehatan mental akan menjadi fokus PKK Sukabumi sepanjang tahun 2025.
Ranty berharap kasus-kasus tragis akibat tekanan sosial dan gangguan mental tidak terulang kembali. Ia menyerukan kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan keluarga untuk memperkuat dukungan baik secara ekonomi maupun psikologis.
“Mari kita jadikan momen ini sebagai titik balik untuk lebih peduli, lebih peka, dan lebih manusiawi. Setiap orang memiliki masalah, dan kita semua berjuang. Jangan menyepelekan masalah orang lain, karena lidah bisa lebih tajam daripada pedang,” pungkasnya.
Kegiatan ini juga menjadi pengingat bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik.
Melalui sosialisasi ini, PKK Sukabumi berkomitmen membangun lingkungan yang lebih empatik dan mendukung, sehingga tercipta keluarga-keluarga tangguh dan masyarakat yang lebih sejahtera.
Kegiatan ini dipimpin oleh Ketua TP-PKK Kota Sukabumi, Ranty Rachmatilah, yang menyoroti isu-isu sensitif terkait kesehatan mental dan tekanan sosial di masyarakat.
Dalam sambutannya, Ranty mengingatkan bahwa kasus tragis di Bandung baru-baru ini, di mana seorang ibu mengakhiri hidupnya setelah membunuh anaknya, harus menjadi pelajaran penting.
“Mungkin kita berpikir kasus itu jauh dari kita, tetapi bagaimana jika itu terjadi pada orang terdekat? Sebelum memberi kasih sayang kepada orang lain, kita harus terlebih dahulu mencintai diri sendiri. Satu kata bisa menyembuhkan, tetapi satu kata juga bisa meruntuhkan,” ujarnya.
Ranty menegaskan bahwa kelelahan batin, rasa malu, tekanan ekonomi, dan konflik keluarga dapat menjadi bom waktu yang mengancam kehidupan.
Ia mengajak masyarakat untuk tidak menghakimi, tetapi belajar dan berbenah diri.
“Kita tidak tahu sepenuhnya apa yang dialami seseorang. Beban hidup orang dewasa jangan pernah dibebankan kepada anak-anak. Hidup itu tidak mudah, dan setiap ujian adalah bagian dari rencana Allah untuk menyelamatkan kita,” tambahnya.
Ia juga menyoroti stigma terhadap gangguan mental yang kerap membuat orang enggan mencari bantuan. Menurutnya, masyarakat perlu menerima bahwa meminta bantuan psikologis bukanlah kelemahan, melainkan bentuk keberanian.
Ranty mendorong terbentuknya budaya peduli—membangun empati, mendengar keluh kesah orang lain, dan tidak meremehkan curhatan, karena ucapan sederhana bisa menyelamatkan nyawa.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa PKK bukan hanya berperan dalam pemberdayaan keluarga, tetapi juga harus memperkuat dukungan psikologis dan sosial.
Program-program seperti kampanye perilaku hidup bersih dan sehat, pencegahan stunting, serta edukasi kesehatan mental akan menjadi fokus PKK Sukabumi sepanjang tahun 2025.
Ranty berharap kasus-kasus tragis akibat tekanan sosial dan gangguan mental tidak terulang kembali. Ia menyerukan kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan keluarga untuk memperkuat dukungan baik secara ekonomi maupun psikologis.
“Mari kita jadikan momen ini sebagai titik balik untuk lebih peduli, lebih peka, dan lebih manusiawi. Setiap orang memiliki masalah, dan kita semua berjuang. Jangan menyepelekan masalah orang lain, karena lidah bisa lebih tajam daripada pedang,” pungkasnya.
Kegiatan ini juga menjadi pengingat bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik.
Melalui sosialisasi ini, PKK Sukabumi berkomitmen membangun lingkungan yang lebih empatik dan mendukung, sehingga tercipta keluarga-keluarga tangguh dan masyarakat yang lebih sejahtera.
Pewarta : Rani
Dokumentasi : Iqbal
DOKPIM KOTA SUKABUMI
Pranata Kehumasan
Ross Pristianasari
Posting Komentar untuk "PKK Kota Sukabumi Tekankan Pentingnya Kepedulian Sosial dan Kesehatan Mental dalam Sosialisasi Program Kerja 2025"
Silakan kirim saran dan komentar anda