Kota Sukabumi dalam Menyambut Hari Kemerdekaan

Hari Kemerdekaan Indonesia bukan sekadar seremonial tahunan, kalimat ini sering dibahasakan dari tahun ke tahun. Indikasi kehadiran kalimat tersebut setiap menjelang peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia yaitu tentang kemerdekaan harus berdampak pada segala aspek kehidupan, memengaruhi seluruh dimensi ruang dan waktu. Sebab, hakikat kemerdekaan sama sekali tidak dibatasi oleh sekat waktu, tahun, dan tanggal.



Tema sentral Hari Kemerdekaan Indonesia ke-74 telah menyentuh ranah yang sesungguhnya, Sumber Daya Manusia Ungggul, Indonesia Maju. Pemerintah pusat melalui Kementerian Sekretaris Negara memadapatkan konsepsi SDM Unggul ini dalam logo HUT Republik Indonesia ke-74. Dan bagi daerah (Kota Sukabumi), tema sentral Peringakatan Kemerdekaan Indonesia seperti itu dapat memicu lahirnya program dan gerakan pembangunan Sumber Daya Manusia unggul untuk kemajuan Kota Sukabumi.

Seminggu terakhir ini, di ruas-ruas jalan utama dan jalan lingkungan di Kota Sukabumi, penyambutan terhadap hari Kemerdekaan Indonesia –tidak berbeda dengan tahun sebelumnya- diwarnai oleh pemasangan sang saka merah putih, umbul-umbul, dan gapura dengan berbagai ornamen hiasan kemerdekaan. Atribut-atribut yang didominasi oleh dwi-warna menjadi warna dominan di sepanjang jalan Kota Sukabumi dari pusat perkotaan hingga wilayah-wilayah perbatasan.

Antusiasme dalam menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Dari berbagai atribut yang dibuat dan dipasang oleh warga kota telah menampakkan mulai dari pembuatan hingga pemasangannya telah benar-benar dilakukan secara matang, tidak asal-asalan. Artinya, disadari atau tidak kondisi ini berbanding lurus dengan semakin meningkatnya Sumber Daya Manusia di Kota Sukabumi.

Riung Mungpulung: Pemkot dengan Pejuang Kemerdekaan



Pemerintah Kota Sukabumi menyelenggarakan acara Riung Mungpulung bersama para pejuang kemerdekaan Indonesia. Acara ini digagas sebagai bentuk rasa terima kasih generasi sekarang kepada para tokoh pejuang kemerdekaan di Kota Sukabumi.

Bukan hanya kepada para tokoh pejuang, penghormatan Pemerintah Kota Sukabumi juga diberikan kepada para istri perintis kemerdekaan.

Wali Kota Sukabumi, H. Achmad Fahmi mengingatkan koneksi dan hubungan antara masa kini dengan masa lalu tidak dapat dipisahkan. Generasi sekarang dapat hidup layak, aman, tenteram, serta menikmati keberhasilan tidak lepas dari jasa para pejuang yang telah membawa negara hingga kota ke alam kemerdekaan.

Acara Riung Mungpulung (berkumpul bersama, sempalan dari peribahasa Sunda: riung mungpulung, bongkok ngaronyok atau bengkung ngariung, bongkok ngaronyok) diharapkan dapat memupuk kebersamaan, kolaborasi, dan mewujudkan sikap silih asah, asih, dan asuh dalam kehidupan di Kota Sukabumi. Melalui sikap ini, visi Kota Sukabumi; Religius, Nyaman, dan Sejahtera dapat tercapai secara maksimal.



Pada acara pembekalan kepada Pasukan Pengibar Bendera Pusaka, H Andri Setiawan Hamami mengatakan keberadaan Paskibraka sebagai bagian dari generasi muda harus dapat mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam mengisi kemerdekaan.

“ Para anggota paskibraka ini akan menjadi generasi andalan bangsa di masa depan. Sebab mereka sudah dibina dan dilatih agar bisa memberikan kontribusi pada perjuangan bangsa.”.

Motivasi di atas tentu saja tidak hanya berlaku bagi para anggota Paskibraka, juga ajakan dari Wakil Wali Kota Sukabumi kepada para generasi muda Kota Sukabumi agar nilai-nilai kebangsaan dan semangat juang mengendap dalam diri para generasi muda.

Antusiasme Warga




Hasil penelurusan penulis, selama satu minggu terakhir mencatat, warga Kota Sukabumi tetap menunjukkan sikap antusias dalam menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia. Salah seorang warga Santiong, Kecamatan Lembursitu menyebutkan Hari Kemerdekaan Indonesia merupakan pesta tahunan di negara ini.

“ Hari kemerdekaan merupakan pesta tahunan, sebagai warga negara yang baik sudah sepatutnya menyambut Hari Kemerdekaan dengan berbagai kegiatan, acara, atau hiburan. Tetapi –tentu saja – di beberapa wilayah di sepanjang Jalan Merdeka ini selalu ada perubahan, warga mana yang lebih antusias atau sebaliknya. ” Ujar Fery Maulana.

Sepanjang Jalan Merdeka II, dari arah Cipanengah sampai Cikundul, saat laporan ini ditulis (11/8), antusiasme warga ditunjukkan dengan dipasangnya berbagai atribut Hari Kemerdekaan. Walakin, sangat disayangkan, warga Situgede, pada tahun-tahun sebelumnya biasa membuat prototype patung para pahlawan dan hal-hal yang berhubungan dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, sampai tulisan ini dimuat di daerah tersebut belum terlihat hal itu.

Terkait pemasangan atribut hari kemerdekaan seperti tiang bendera dan umbul-umbul di pinggir trotoar, pejabat berwenang Dinas Perbuhungan Kota Sukabumi menyebutkan sepanjang hal tersebut tidak mengganggu ketertiban dan untuk memeriahkan hari kemerdekaan Indonesia merupakan hal wajar dilakukan oleh warga.

“ Sejauh ini, Dinas Perhubungan Kota Sukabumi telah melakukan beberapa kegiatan dalam menyambut hari kemerdekaan antara lain; pengecetan beton band, pemeliharaan trotoar, termasuk melakukan sosialisasi dan ajakan agar pemasangan atribut hari kemerdekaan tidak menganggung ketertiban. Saya sangat mengapresiasi antusiasme warga dalam menyambut hari Kemerdekaan Indonesia ke-74.” Ujar Novian Restiadi, Sekretaris Dishub Kota Sukabumi.

Menampilkan Budaya Lokal


Ada pandangan menarik disampaikan oleh beberapa warga kota, “ Atribut-atribut yang dibuat oleh warga dan berbagai perlombaan yang diselenggarakan di wilayah kami diarahkan agar menampilkan konten bermuatan lokal. Seperti lomba pencak silat, pembuatan dan pemasangan atribut kemerdekaan dengan menampilkan identitas tempat tinggal kita.” Kata Risman, salah seorang warga Kadulawang.

Masyarakat Kadulawang telah biasa membuat prototype buah kadu atau durian dari bahan bambu dan kertas berukuran besar dengan diameter 2 meter. Masyarakat Kadulawang meyakini buah kadu atau durian ini menjadi toponimi atau asal-usul kampung ini diberi nama “Kadulawang”.

“ Sejak kampung ini masih merupakan bagian dari Pemerintah Kabupaten Sukabumi, warga masyarakat selalu membuat dan memasang prototype buah durian dengan ukuran besar di bulan Agustus.” Ujar Risman.

Menampilkan atribut bermuatan lokal di Hari Kemerdekaan Republik Indonesia paling tidak dapat menyegarkan bahkan menyadarkan kembali kenangan masyarakat terhadap wilayahnya sendiri.

“ Dari hal-hal kecil seperti itulah kesadaran terhadap pentingnya merawat hingga mengembalikan kembali potensi wilayah berawal. Jika warga kota telah menyadari apa yang dimilikinya, meskipun sudah hilang dan tidak dikenal lagi oleh generasi sekarang, paling tidak akan melahirkan keinginan untuk menyembalikan hal yang telah hilang tersebut.” Fery Maulana menambahkan.

Salah satu budaya dan tradisi tradisional yang mulai mewarnai di setiap Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia yaitu penampilan pencak silat.

Deden, salah seorang pengajar (guru) pencak silat di SDN Cikundul mengatakan,” Pencak silat telah menjadi penampilan penting setiap malam puncak peringatan di Cikundul. IPSI Kota Sukabumi sejak tahun 2015 telah membuat edaran agar kesenian tradisional seperti pencak silat ditampilkan pada acara peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia.”

Pejabat berwenang di Cikundul, Agus Heryanto mengiyakan apa yang disampaikan oleh Deden. Selain hiburan-hiburan warga yang bersifat modern (misalnya; dangdutan, organ tunggal), warga di Cikundul tidak enggan menampilkan berbagai pentas seni tradisional.

Pihak kelurahan secara terus-menerus mengingatkan warga masyarakat agar concern untuk, apa yang disebut di dalam terma Sunda, ngamumulé atau melestarikan budaya Sunda.

Ekspektasi Hari Kemerdekaan

Kemerdekaan merupakan jembatan emas yang harus mengantarkan bangsa Indonesia kepada masa keemasan lagi. Warga kota memiliki beragam harapan terhadap kemerdekaan Indonesia yang telah diperjuangkan selaman 74 tahun ini.

Arya, salah seorang warga Kota Sukabumi menyebutkan harapannya, “ Di hari kemerdekaan ke 74 saya memiliki harapan agar bangsa Indonesia lebih bersyukur sebab kemerdekaan merupakan anugerah dan nikmat dari Tuhan.”

Harapan untuk kota, beberapa warga mengatakan, “ Kemerdekaan merupakan wasilah bagi kita baik pemerintah maupun masyarakat Sukabumi untuk mewujudkan visi, misi, dan program-program kota. Wujud nyata darinya adalah pembangunan di setiap bidang terutama dalam pengembangan Sumber Daya Manusia di Kota Sukabumi.”

Tanpa peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), sangat sulit bagi kota atau wilayah lain dapat bersaing dan berkompetisi di era digital atau Revolusi Industri 4.0. Meskipun hal ini bukan merupakan syarat mutlak kemajuan, walakin jika kualitas Sumber Daya Manusia Kota Sukabumi mengalami peningkatan paling tidak setiap program, kebijakan, dan tujuan pembangunan akan berjalan secara terarah.

Laporan Khusus Hari Kemerdekaan akan terus diperbaharui...
Kang Warsa
Kang Warsa Sering menulis hal yang berhubungan dengan budaya, Bahasa, dan kasukabumian.