SUKABUMI--Rapat Koordinasi Kewilayahan dan penandatanganan komitmen kelurahan tangguh bencana digelar di Balai Kota Sukabumi, Selasa (15/11/2022).
Momen yang dipimpin Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi ini untuk memperkuat upaya pencegahan dan penanganan bencana berbasis wilayah dan pencegahan pertumbuhan kasus Tuberkulosis. Selain wali kota hadir Wakil Wali Kota Sukabumi Andri Setiawan Hamami, Sekda Kota Sukabumi Dida Sembada, para Asda dan camat serta lurah.
Di mana, pada momen tersebut ada penandatanganan dua kelurahan tangguh bencana yakni Kelurahan Sindangsari dan Kelurahan Situmekar Kecamatan Lembursitu. '' Kami melaksanakan rakor dengan wilayah terkait dua hal,'' kata Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi.
Pertama fokus antisipasi bencana ingin kelurahan tangguh bencana dan kecamatan tangguh bencana segera dipersiapkan. Di mana aparat wilayah dan warga antisipasi pada saat dan setelah bencana untuk melakukan kolaborasi agar waspada khususnya di tengah cuaca ekstrem.
Kedua lanjut Fahmi, terkait amanat pemerintah pusat dalam penanganan tuberkulosis. Sebab dinkes ada data pasien dinyatakan TB dipantau pengobatan karena harus ruti sehingga bisa ditekan agar menurun.
Khusus kelurahan tangguh bencana, wali kota memberikan perhatian khusus. Di mana sosialisasi kelurahan tangguh bencana harus dipahami benar.
'' Ketika dilaunching berharap ada sebuah kesepahaman dan komitmen bersama,'' kata Fahmi. Di mana, dari 33 kelurahan sudah 17 kelurahan tangguh bencana dan sisanya dalam proses.
Kecamatan tangguh bencana kata Fahmi inisiatif dukungan dari kecamatan sesuai dengan perannya pada penerapan standar pelayanan minimal urusan bencana. Hal ini karena lurah dan camat yang punya warga dan ketika musibah maka garda terdepan camat dan lurah melakukan upaya responsip dan antisipatif dalam melakukan penanggulangan.
'' Bagaimana optimalkan pelayanan pemerintah di tingkat kecamatan penyelanggaraan penanggulangan bencana,'' imbuh Fahmi. Intinya harus lebih cepat ketika sudah tangguh bencana krena dengan optimaliasi misalnya waktu respon dalam penanggulangan bencana.
Dalam artian, bukan berarti harus selesai saat itu bencana atau musibahnya. Bagaiman mendesain ketika terjadi banjir maka ada langkah antisipatif dan lurah menjadi leader dan camat support sistem.
'' Sehingga keterlibatan seluruh pihak terkait dalam penanggulangan bencana, ketika di wilayah maksimal penanganan berjenjang,'' kata Fahmi. Misalnya menggunakan dana kelurahan salah satunya kegiatan pemberdayan masyarakat sosialisasi edukasi rawan bencana, pelatihan pencegahan dan mitigasi bencna kepada warga.Fahmi menuturkan, seluruh wilayah Sukabumi punya potensi bencana dan mari sama sama petakan. Sehingga camat dan lurah memiliki pengetahuan daerah rawan bencana.
Dokumentasi : M Ali Iqbal