Kickoff Kepengurusan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Sukabumi periode 2025-2030 resmi digelar di Rumah Dinas WalibKota Sukabumi pada Selasa, 25 Maret 2025.
Acara ini menjadi momentum penting bagi Dekranasda untuk melakukan evaluasi, merumuskan strategi baru, serta memperkuat perannya dalam pengembangan industri kerajinan dan ekonomi kreatif di Kota Sukabumi.
Ketua Dekranasda Kota Sukabumi, Ranty Rachmatilah, didampingi Wakil Ketua, Kia Florita, memimpin jalannya acara. Berbagai pemangku kepentingan turut hadir, di antaranya Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan, dan Perindustrian (KUMINDAG), Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, serta Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata.
Kehadiran perwakilan dari Bank BJB juga menunjukkan komitmen dukungan sektor perbankan dalam mendukung pertumbuhan UMKM dan ekonomi kreatif.
Dalam sambutannya, Ranty Rachmatillah menegaskan bahwa Dekranasda harus menjadi wajah Kota Sukabumi yang merepresentasikan kekayaan seni dan budaya lokal.
Namun, ia juga mengakui masih banyak tantangan yang perlu diatasi, terutama dalam membantu pengrajin mengatasi kendala permodalan dan akses pasar.
"Banyak hal yang masih kurang. Kita perlu evaluasi secara menyeluruh, apakah kendalanya ada pada modal atau faktor lain. Ke depan, Dekranasda harus lebih serius dalam menjalankan perannya," ujar Ranty.
Senada dengan itu, Wakil Ketua Dekranasda, Kia Florita, menyoroti kurangnya pijakan kuat bagi Dekranasda di Kota Sukabumi.
Ia menilai, perlu ada sinergi yang lebih erat antara pemerintah, pengrajin, masyarakat, dan sektor swasta agar Dekranasda benar-benar memiliki dampak nyata.
"Saya melihat Dekranasda di Kota Sukabumi belum berjalan optimal. Harus ada analisis mendalam mengapa selama ini tidak berkembang, sementara di daerah lain lebih maju. Kita juga membutuhkan payung hukum yang jelas, rekening resmi, serta aliran dana yang terstruktur agar Dekranasda bisa berjalan maksimal," tegas Kia.
Dari evaluasi lima tahun terakhir, disimpulkan bahwa banyak aspek dalam Dekranasda yang perlu dibangun dari nol. Salah satu tantangan utama adalah minimnya fasilitas dan gedung representatif.
Untuk itu, rencana pembangunan pusat Dekranasda mulai disiapkan sebagai langkah strategis dalam membangun ekosistem industri kreatif di Kota Sukabumi.
Di sisi lain, penguatan UMKM menjadi prioritas utama. Saat ini, terdapat sekitar 70 UMKM yang belum sepenuhnya dikurasi, padahal mereka memiliki potensi besar untuk berkembang.
Dengan pembinaan yang lebih terstruktur, UMKM tersebut dapat menjadi ikon dan kebanggaan Kota Sukabumi, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Salah satu permasalahan utama yang dihadapi UMKM adalah rendahnya daya saing serta kurangnya ketahanan dalam menjalankan usaha.
Banyak pelaku UMKM yang masih belum memiliki pola pikir wirausaha yang kuat, sehingga sulit berkembang dalam persaingan pasar.
"Kita harus mengubah mindset UMKM agar lebih tahan banting dan memiliki jiwa entrepreneur yang kuat. Tidak hanya soal permodalan, tetapi juga bagaimana mereka bisa bertahan dan berkembang. Dekranasda harus menjadi jembatan bagi UMKM," ujar Kia.
Kickoff ini menjadi awal perjalanan bagi Dekranasda Kota Sukabumi dalam merancang strategi jangka pendek dan jangka panjang untuk meningkatkan daya saing produk lokal.
Dengan pendekatan yang lebih sistematis, diharapkan UMKM yang telah dikurasi dapat menjadi representasi Kota Sukabumi di tingkat nasional maupun internasional.
Sebagai bagian dari langkah konkret, Dekranasda Kota Sukabumi akan berpartisipasi dalam acara Dekranasda Nasional di Balikpapan pada 8 Juli 2025.
Ajang ini diharapkan menjadi kesempatan emas untuk mempromosikan produk-produk unggulan Sukabumi ke kancah yang lebih luas.
Dekranasda juga membuka peluang bagi berbagai pihak untuk bergabung dalam kolaborasi ini, guna bersama-sama mewujudkan visi dan cita-cita menjadikan industri kreatif Sukabumi lebih maju dan berdaya saing tinggi.
Acara ini menjadi momentum penting bagi Dekranasda untuk melakukan evaluasi, merumuskan strategi baru, serta memperkuat perannya dalam pengembangan industri kerajinan dan ekonomi kreatif di Kota Sukabumi.
Ketua Dekranasda Kota Sukabumi, Ranty Rachmatilah, didampingi Wakil Ketua, Kia Florita, memimpin jalannya acara. Berbagai pemangku kepentingan turut hadir, di antaranya Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan, dan Perindustrian (KUMINDAG), Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, serta Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata.
Kehadiran perwakilan dari Bank BJB juga menunjukkan komitmen dukungan sektor perbankan dalam mendukung pertumbuhan UMKM dan ekonomi kreatif.
Dalam sambutannya, Ranty Rachmatillah menegaskan bahwa Dekranasda harus menjadi wajah Kota Sukabumi yang merepresentasikan kekayaan seni dan budaya lokal.
Namun, ia juga mengakui masih banyak tantangan yang perlu diatasi, terutama dalam membantu pengrajin mengatasi kendala permodalan dan akses pasar.
"Banyak hal yang masih kurang. Kita perlu evaluasi secara menyeluruh, apakah kendalanya ada pada modal atau faktor lain. Ke depan, Dekranasda harus lebih serius dalam menjalankan perannya," ujar Ranty.
Senada dengan itu, Wakil Ketua Dekranasda, Kia Florita, menyoroti kurangnya pijakan kuat bagi Dekranasda di Kota Sukabumi.
Ia menilai, perlu ada sinergi yang lebih erat antara pemerintah, pengrajin, masyarakat, dan sektor swasta agar Dekranasda benar-benar memiliki dampak nyata.
"Saya melihat Dekranasda di Kota Sukabumi belum berjalan optimal. Harus ada analisis mendalam mengapa selama ini tidak berkembang, sementara di daerah lain lebih maju. Kita juga membutuhkan payung hukum yang jelas, rekening resmi, serta aliran dana yang terstruktur agar Dekranasda bisa berjalan maksimal," tegas Kia.
Dari evaluasi lima tahun terakhir, disimpulkan bahwa banyak aspek dalam Dekranasda yang perlu dibangun dari nol. Salah satu tantangan utama adalah minimnya fasilitas dan gedung representatif.
Untuk itu, rencana pembangunan pusat Dekranasda mulai disiapkan sebagai langkah strategis dalam membangun ekosistem industri kreatif di Kota Sukabumi.
Di sisi lain, penguatan UMKM menjadi prioritas utama. Saat ini, terdapat sekitar 70 UMKM yang belum sepenuhnya dikurasi, padahal mereka memiliki potensi besar untuk berkembang.
Dengan pembinaan yang lebih terstruktur, UMKM tersebut dapat menjadi ikon dan kebanggaan Kota Sukabumi, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Salah satu permasalahan utama yang dihadapi UMKM adalah rendahnya daya saing serta kurangnya ketahanan dalam menjalankan usaha.
Banyak pelaku UMKM yang masih belum memiliki pola pikir wirausaha yang kuat, sehingga sulit berkembang dalam persaingan pasar.
"Kita harus mengubah mindset UMKM agar lebih tahan banting dan memiliki jiwa entrepreneur yang kuat. Tidak hanya soal permodalan, tetapi juga bagaimana mereka bisa bertahan dan berkembang. Dekranasda harus menjadi jembatan bagi UMKM," ujar Kia.
Kickoff ini menjadi awal perjalanan bagi Dekranasda Kota Sukabumi dalam merancang strategi jangka pendek dan jangka panjang untuk meningkatkan daya saing produk lokal.
Dengan pendekatan yang lebih sistematis, diharapkan UMKM yang telah dikurasi dapat menjadi representasi Kota Sukabumi di tingkat nasional maupun internasional.
Sebagai bagian dari langkah konkret, Dekranasda Kota Sukabumi akan berpartisipasi dalam acara Dekranasda Nasional di Balikpapan pada 8 Juli 2025.
Ajang ini diharapkan menjadi kesempatan emas untuk mempromosikan produk-produk unggulan Sukabumi ke kancah yang lebih luas.
Dekranasda juga membuka peluang bagi berbagai pihak untuk bergabung dalam kolaborasi ini, guna bersama-sama mewujudkan visi dan cita-cita menjadikan industri kreatif Sukabumi lebih maju dan berdaya saing tinggi.
Pewarta : Indah
Dokumentasi : M. Ali Iqbal
DOKPIM KOTA SUKABUMI
Pranata Kehumasan
Ross Pristianasari