Pemerintah Kota Sukabumi mendorong penguatan ekosistem UMKM melalui peluncuran program Kick Off UMKM Naik Kelas 2025 yang mengusung tema "UMKM Kreatif, Inovatif, dan Bercahaya", pada Jumat, 4 Juli 2025 di Aula bjb Kota Sukabumi.
Kegiatan ini dibuka langsung oleh Wali Kota Sukabumi, H. Ayep Zaki, dan diawali dengan penampilan seni budaya Wayang Sukuraga oleh Kang Fendi.
Dalam sambutannya, Wali Kota menegaskan pentingnya dua kunci utama dalam pengembangan UMKM, yaitu konsistensi dan komitmen.
“Saya pernah memulai dari nol hingga berhasil melakukan ekspor perdana ke Jepang. Saya tahu jalan UMKM itu tidak mudah, tapi saya percaya, konsistensi dan komitmen adalah kunci utama agar UMKM bisa naik kelas,” ujar H. Ayep Zaki yang juga pernah menjadi pelaku usaha sebelum terjun ke dunia politik.
Acara ini dihadiri oleh para pelaku UMKM, komunitas ekonomi kreatif, dan mitra strategis dari unsur pemerintah, di antaranya Kadis Kumindag Agus Wawan Gunawan, Kadis Kominfo Rahmat Sukandar, Kadis DPMTSP Iskandar Ifhan, perwakilan Dinas KUK Provinsi Jawa Barat, serta perwakilan dari bank bjb.
Program UMKM Naik Kelas bukan sekadar kegiatan pendampingan administratif. Koordinator Daerah Pendamping UMKM Naik Kelas Kota Sukabumi, Sri Puji Rahayu, dalam laporannya menyebut bahwa pendekatan yang dilakukan bersifat menyeluruh, meliputi perbaikan mindset usaha, manajemen, digitalisasi, serta akses terhadap pasar dan pembiayaan.
“Pendampingan ini bukan hanya memberi tips, tapi solusi konkret untuk menjawab tantangan literasi keuangan, teknologi, dan keterhubungan dengan pasar,” jelasnya.
Tahun ini, sebanyak 113 pelaku usaha akan didampingi selama 6 bulan oleh 5 pendamping UMKM yang siap turun langsung ke lapangan.
Mereka akan membantu pelaku usaha memahami efisiensi biaya produksi, menjaga kualitas produk, serta mengembangkan strategi pemasaran yang berkelanjutan.
Pendampingan juga akan difokuskan pada pelatihan berbasis teknologi dan penguatan keterampilan usaha.
Sementara itu, perwakilan Dinas KUK Provinsi Jawa Barat menekankan pentingnya program ini dalam mendorong transformasi skala usaha.
Berdasarkan data UMKM di Jabar, sebanyak 85,2% masih berada pada kategori usaha mikro. “Lewat program seperti ini, kita ingin mendorong pelaku usaha mikro untuk tumbuh menjadi kecil, dan dari kecil menjadi menengah bahkan besar. Targetnya adalah perubahan mindset: dari sekadar membuat produk menjadi berpikir bisnis,” tuturnya.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Wali Kota Sukabumi beserta jajaran yang telah mendukung fasilitasi peningkatan kapasitas pelaku UMKM, termasuk dalam hal pengurusan perizinan, hak merek, dan pengembangan ekosistem usaha yang kolaboratif.
Dinas KUK Jabar pun mendorong monitoring dan evaluasi program pendampingan dilakukan secara berkelanjutan, agar hasilnya tidak hanya berdampak sesaat, tetapi membentuk transformasi jangka panjang.
Dalam bagian akhir sambutannya, Wali Kota Ayep Zaki kembali menekankan pentingnya menjaga kualitas produk dan efisiensi biaya.
“Konsumen sangat peka terhadap bahan baku, apalagi makanan. Jangan ada pengawet dan bahan kimia. Restoran saya dulu tidak pernah menyajikan makanan sisa. Kita harus jujur dan disiplin dalam menjaga mutu. Itulah fondasi kepercayaan pasar,” katanya.
Ia menambahkan, dengan kolaborasi lintas sektor, pemerintah, media, akademisi, dunia usaha, dan komunitas program UMKM Naik Kelas bisa menjadi pendorong utama kebangkitan ekonomi lokal.
“Mari kita jadikan Sukabumi sebagai kota yang penuh potensi, tempat di mana UMKM tidak hanya bertahan, tetapi tumbuh, menembus pasar global, dan menjadi motor ekonomi kerakyatan yang sesungguhnya,” pungkasnya.
Kegiatan ini dibuka langsung oleh Wali Kota Sukabumi, H. Ayep Zaki, dan diawali dengan penampilan seni budaya Wayang Sukuraga oleh Kang Fendi.
Dalam sambutannya, Wali Kota menegaskan pentingnya dua kunci utama dalam pengembangan UMKM, yaitu konsistensi dan komitmen.
“Saya pernah memulai dari nol hingga berhasil melakukan ekspor perdana ke Jepang. Saya tahu jalan UMKM itu tidak mudah, tapi saya percaya, konsistensi dan komitmen adalah kunci utama agar UMKM bisa naik kelas,” ujar H. Ayep Zaki yang juga pernah menjadi pelaku usaha sebelum terjun ke dunia politik.
Acara ini dihadiri oleh para pelaku UMKM, komunitas ekonomi kreatif, dan mitra strategis dari unsur pemerintah, di antaranya Kadis Kumindag Agus Wawan Gunawan, Kadis Kominfo Rahmat Sukandar, Kadis DPMTSP Iskandar Ifhan, perwakilan Dinas KUK Provinsi Jawa Barat, serta perwakilan dari bank bjb.
Program UMKM Naik Kelas bukan sekadar kegiatan pendampingan administratif. Koordinator Daerah Pendamping UMKM Naik Kelas Kota Sukabumi, Sri Puji Rahayu, dalam laporannya menyebut bahwa pendekatan yang dilakukan bersifat menyeluruh, meliputi perbaikan mindset usaha, manajemen, digitalisasi, serta akses terhadap pasar dan pembiayaan.
“Pendampingan ini bukan hanya memberi tips, tapi solusi konkret untuk menjawab tantangan literasi keuangan, teknologi, dan keterhubungan dengan pasar,” jelasnya.
Tahun ini, sebanyak 113 pelaku usaha akan didampingi selama 6 bulan oleh 5 pendamping UMKM yang siap turun langsung ke lapangan.
Mereka akan membantu pelaku usaha memahami efisiensi biaya produksi, menjaga kualitas produk, serta mengembangkan strategi pemasaran yang berkelanjutan.
Pendampingan juga akan difokuskan pada pelatihan berbasis teknologi dan penguatan keterampilan usaha.
Sementara itu, perwakilan Dinas KUK Provinsi Jawa Barat menekankan pentingnya program ini dalam mendorong transformasi skala usaha.
Berdasarkan data UMKM di Jabar, sebanyak 85,2% masih berada pada kategori usaha mikro. “Lewat program seperti ini, kita ingin mendorong pelaku usaha mikro untuk tumbuh menjadi kecil, dan dari kecil menjadi menengah bahkan besar. Targetnya adalah perubahan mindset: dari sekadar membuat produk menjadi berpikir bisnis,” tuturnya.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Wali Kota Sukabumi beserta jajaran yang telah mendukung fasilitasi peningkatan kapasitas pelaku UMKM, termasuk dalam hal pengurusan perizinan, hak merek, dan pengembangan ekosistem usaha yang kolaboratif.
Dinas KUK Jabar pun mendorong monitoring dan evaluasi program pendampingan dilakukan secara berkelanjutan, agar hasilnya tidak hanya berdampak sesaat, tetapi membentuk transformasi jangka panjang.
Dalam bagian akhir sambutannya, Wali Kota Ayep Zaki kembali menekankan pentingnya menjaga kualitas produk dan efisiensi biaya.
“Konsumen sangat peka terhadap bahan baku, apalagi makanan. Jangan ada pengawet dan bahan kimia. Restoran saya dulu tidak pernah menyajikan makanan sisa. Kita harus jujur dan disiplin dalam menjaga mutu. Itulah fondasi kepercayaan pasar,” katanya.
Ia menambahkan, dengan kolaborasi lintas sektor, pemerintah, media, akademisi, dunia usaha, dan komunitas program UMKM Naik Kelas bisa menjadi pendorong utama kebangkitan ekonomi lokal.
“Mari kita jadikan Sukabumi sebagai kota yang penuh potensi, tempat di mana UMKM tidak hanya bertahan, tetapi tumbuh, menembus pasar global, dan menjadi motor ekonomi kerakyatan yang sesungguhnya,” pungkasnya.
Pewarta : Kang Warsa
Dokumentasi : Agus Rustiawandi
DOKPIM KOTA SUKABUMI
Pranata Kehumasan
Ross Pristianasari