Perpustakaan Kota Sukabumi Siap Bertransformasi Menjadi Inklusi Sosial



SUKABUMI - Banyak cara untuk menumbuhkembangkan budaya literasi, seperti halnya Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (Dispusip) Kota Sukabumi. Caranya melalui penguatan budaya literasi melalui program perpustakaan berbasis Inklusi Sosial.

Pada tahap awal ada sebelas perpustakaan kelurahan di Kota Sukabumi yang siap bertransformasi menjadi iklusi sosial. '' Berkaitan dengan peradaban, harus ada kesepahaman bersama perpustakaan tempat lahirnya peradaban karena bahan bacaan terdapat perpustakaan,'' ujar Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi saat membuka brainstorming perpustakaan berbasis inklusi sosial di Ruang Offroom Balai Kota Sukabumi, Selasa (27/8).

Ketika bertransformasi menjadi inklusi sosial kata Fahmi, maka perpustakaan tidak hanya dijadikan sarana membaca dan mencari literatur. Melainkan perpustakan menjadi tempat peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Hal ini sejalan dengan surat edaran perpustakaan nasional yakni perpustakaan mulai meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Intinya bukan sebatas pusat ilmu pengetahuan, melainkan pusat kegiatan masyarakat dan perpustkaan lebih berdaya guna karena berbagai kegiatan dilaksanakan di perpustakaan.


Selain itu ungkap Fahmi, perpustakaan menjadi tempat menemukan solusi permasalaham masyarakat. Terakhir perpustakaaan memfasilitasi warga mengembangkan potensi yang dimiliki dan pengembangan lifeskill warga seperti pelatihan.

Perpustakaan bertansformasi menjadi inklusi sosial ini lanjut Fahmi memang tidak mudah. Namun kalau berkomitmen bisa dapat mengubah masyarakat menjadi lebih sejahtera dalam kehidupannya.

Di sisi lain Fahmi mengatakan, perpustakaan adalah salah satu peninggala peradaban Islam selain desain arsitektur yang unik. Dalam perkembangannya perpustakaan bagian dari Inklusi sosial sejak 1970 terjadi kebangkrutan di Perancis.

Di mana konsep inklusi sosial dimunculkan untuk kebangkitan. Selanjutnya pada 1999 di Kopenhagen, perpustkaaan ditekankan berhubungan dengan inklusi sosial. Berikutnya pada 2012 Bappenas mulai mewacanakan perpustakaan bagian dari inklusi sosial.

Kepala Dispusip Kota Sukabumi Nicke Siti Rahayu menambahkan, perpustakaan bertransformasi awalnya hanya mencari ilmu membaca dan meminjam buku. '' Sekarang perpustakaan hador di masyarakat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat melalui literasi informasi,'' imbuh dia.

Dalam artian kata Nicke, perpustakaan berbasis inklusi sosial mampu mengurangi kemiskinan dan pengangguran. Sehingga lebih luas layanannya dibandingkan sebelumnya. Untuk mewujudknnya Kota Sukabumi mendapatkan lenambahan perangkat komputer untuk perpustakaan berbasis inklusi sosial dari perpustakaan nasional untuk lima perpustakaan kelurahan.