Pada Sabtu, 26 Oktober 2024, Penjabat Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji, menghadiri kampanye "Cegah Kekerasan Pada Anak: Anak Terlindungi, Indonesia Maju" yang digelar di Moviplex Sukabumi.
Acara ini dihadiri Bunda Forum Anak, Kepala DP3KBP3A Kota Sukabumi Yadi Mulyadi, perwakilan Dharma Wanita dan TP-PKK, sejumlah duta komunitas pemuda, serta berbagai organisasi anak dan remaja lainnya.
Kampanye ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk aktif mencegah segala bentuk kekerasan pada anak.
Dalam laporannya, Kepala DP3KBP3A Kota Sukabumi, Yadi Mulyadi, menyampaikan bahwa dasar pelaksanaan kampanye ini merupakan amanat dari peraturan perundangan, termasuk UUD tentang perlindungan anak dan Peraturan Gubernur terkait pencegahan kekerasan.
"Kota Sukabumi menjadi satu-satunya di Jawa Barat yang telah berhasil melaksanakan Pengarusutamaan Gender (PUG) sebagai langkah mewujudkan perlindungan anak," ungkapnya.
Pentingnya Perlindungan Optimal bagi Anak
Bunda Forum Anak Kota Sukabumi, Diana Rahesti, menekankan bahwa anak-anak, termasuk yang masih dalam kandungan hingga usia 18 tahun, memerlukan lingkungan yang aman untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.
Ia menjelaskan bentuk-bentuk kekerasan yang dapat terjadi, seperti kekerasan fisik, seksual, dan emosional. "Anak-anak perlu mengenal cara melindungi diri, membangun komunikasi yang baik dengan orang tua, serta memahami batasan tubuh pribadi sejak dini," ujar Diana.
Sosialisasi dan Kolaborasi Perlindungan Anak
Sementara itu, dalam sambutannya, Pj Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji, menyatakan bahwa kekerasan terhadap anak tidak hanya berdampak buruk pada fisik dan mental mereka, tetapi juga mempengaruhi perkembangan psikologisnya hingga dewasa.
"Kekerasan yang dialami anak akan berdampak pada diri anak itu sendiri dan lingkungannya. Jika dibiarkan, hal ini bisa menghambat cita-cita anak sebagai penerus bangsa," jelasnya.
Kusmana Hartadji menyampaikan bahwa Pemerintah Kota Sukabumi, melalui DP3KBP3A, telah meluncurkan berbagai program untuk melindungi hak-hak anak dan mencegah kekerasan.
Salah satu langkah konkret adalah kolaborasi dengan organisasi anak seperti Forum Anak, Forum OSIS, dan Duta Anti Narkoba yang melibatkan mereka sebagai pelopor dan pelapor di lingkungan masing-masing.
Di akhir acara, Kusmana Hartadji menegaskan, "Anak-anak Sukabumi harus menjadi pelopor dan pelapor dalam perlindungan anak. Jangan takut untuk melapor jika menemukan kekerasan atau tindakan salah. Ini adalah bentuk penyelamatan generasi kita di masa depan."
Pemerintah Kota Sukabumi juga telah menyediakan Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) sebagai layanan pengaduan dan pencegahan kekerasan di Kota Sukabumi.
Dengan kolaborasi dan upaya bersama dari semua pihak, anak-anak Sukabumi dapat tumbuh dalam lingkungan yang aman, terlindungi, dan mendukung tercapainya Kota Sukabumi bahagia lahir dan batin.
Acara ini dihadiri Bunda Forum Anak, Kepala DP3KBP3A Kota Sukabumi Yadi Mulyadi, perwakilan Dharma Wanita dan TP-PKK, sejumlah duta komunitas pemuda, serta berbagai organisasi anak dan remaja lainnya.
Kampanye ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk aktif mencegah segala bentuk kekerasan pada anak.
Dalam laporannya, Kepala DP3KBP3A Kota Sukabumi, Yadi Mulyadi, menyampaikan bahwa dasar pelaksanaan kampanye ini merupakan amanat dari peraturan perundangan, termasuk UUD tentang perlindungan anak dan Peraturan Gubernur terkait pencegahan kekerasan.
"Kota Sukabumi menjadi satu-satunya di Jawa Barat yang telah berhasil melaksanakan Pengarusutamaan Gender (PUG) sebagai langkah mewujudkan perlindungan anak," ungkapnya.
Pentingnya Perlindungan Optimal bagi Anak
Bunda Forum Anak Kota Sukabumi, Diana Rahesti, menekankan bahwa anak-anak, termasuk yang masih dalam kandungan hingga usia 18 tahun, memerlukan lingkungan yang aman untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.
Ia menjelaskan bentuk-bentuk kekerasan yang dapat terjadi, seperti kekerasan fisik, seksual, dan emosional. "Anak-anak perlu mengenal cara melindungi diri, membangun komunikasi yang baik dengan orang tua, serta memahami batasan tubuh pribadi sejak dini," ujar Diana.
Sosialisasi dan Kolaborasi Perlindungan Anak
Sementara itu, dalam sambutannya, Pj Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji, menyatakan bahwa kekerasan terhadap anak tidak hanya berdampak buruk pada fisik dan mental mereka, tetapi juga mempengaruhi perkembangan psikologisnya hingga dewasa.
"Kekerasan yang dialami anak akan berdampak pada diri anak itu sendiri dan lingkungannya. Jika dibiarkan, hal ini bisa menghambat cita-cita anak sebagai penerus bangsa," jelasnya.
Kusmana Hartadji menyampaikan bahwa Pemerintah Kota Sukabumi, melalui DP3KBP3A, telah meluncurkan berbagai program untuk melindungi hak-hak anak dan mencegah kekerasan.
Salah satu langkah konkret adalah kolaborasi dengan organisasi anak seperti Forum Anak, Forum OSIS, dan Duta Anti Narkoba yang melibatkan mereka sebagai pelopor dan pelapor di lingkungan masing-masing.
Di akhir acara, Kusmana Hartadji menegaskan, "Anak-anak Sukabumi harus menjadi pelopor dan pelapor dalam perlindungan anak. Jangan takut untuk melapor jika menemukan kekerasan atau tindakan salah. Ini adalah bentuk penyelamatan generasi kita di masa depan."
Pemerintah Kota Sukabumi juga telah menyediakan Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) sebagai layanan pengaduan dan pencegahan kekerasan di Kota Sukabumi.
Dengan kolaborasi dan upaya bersama dari semua pihak, anak-anak Sukabumi dapat tumbuh dalam lingkungan yang aman, terlindungi, dan mendukung tercapainya Kota Sukabumi bahagia lahir dan batin.
Pewarta : Puteri Zauhara
Dokumentasi : Agus Rustiawandi
DOKPIM KOTA SUKABUMI
Pranata Kehumasan
Ross Pristianasari