Sebanyak 150 pengelola perpustakaan tingkat SD, SMP, dan SMA mengikuti kegiatan Sosialisasi Pendataan Perpustakaan yang diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (Dispusipda) Kota Sukabumi, bertempat di kantor Dispusipda, Senin, 21 April 2025.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Wali Kota Sukabumi, H. Ayep Zaki, dan dihadiri pula oleh Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana, serta jajaran aparatur Dispusipda Kota Sukabumi.
Dalam arahannya, Wali Kota Sukabumi, H. Ayep Zaki, menyampaikan pandangannya mengenai pentingnya literasi. Ia menyebutkan bahwa membaca bukan sekadar kegiatan akademis, melainkan alat untuk menyerap ilmu pengetahuan melalui pengalaman dan eksperimen.
“Jika anak-anak dapat mengaktualisasikan dari bacaannya dalam kehidupan sehari-hari, maka di situlah keberhasilan literasi. Padukan pengalaman dengan ilmu,” ujarnya.
Ia pun membagikan pengalaman pribadinya yang memperlihatkan kekuatan membaca. Dari seorang yang tidak mengenal buah melon, ia menjadi tahu dan ahli dalam pertanian melon, bahkan berhasil menjual hasil panennya ke Superindo dan Yogya.
Ia juga menanam berbagai jenis buah lainnya, semua berawal dari membaca. “Saya bisa berdiri di sini juga karena membaca. Tidak ada ilmu, kecakapan, dan lainnya tanpa membaca,” tegasnya. Namun, ia mengingatkan pentingnya menafsirkan makna membaca dalam berbagai konteks kehidupan.
Menurutnya, selama ini literasi masih sering disempitkan hanya pada aktivitas membaca. “Padahal, literasi adalah kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa perpustakaan adalah jantung dari peradaban literasi. Perpustakaan bukan hanya tempat menyimpan buku, melainkan juga sebagai sumber ilmu pengetahuan, pusat pembelajaran sepanjang hayat, dan pendorong tumbuhnya masyarakat yang cerdas, kritis, dan berbudaya.
Untuk itu, ia mendorong semua pihak untuk memperkuat peran perpustakaan, baik di sekolah, lingkungan masyarakat, maupun instansi pemerintah.
Salah satu langkah strategis yang sedang dilakukan adalah kegiatan pendataan dan pemetaan kondisi perpustakaan, seperti yang sedang berlangsung hari ini.
Data tersebut, lanjutnya, akan menjadi dasar dalam menyusun kebijakan yang tepat sasaran, mulai dari pengembangan koleksi, peningkatan kapasitas SDM, hingga digitalisasi layanan.
Ia pun memberikan apresiasi tinggi kepada Dispusipda Kota Sukabumi atas penyelenggaraan kegiatan ini, serta kepada seluruh peserta yang hadir dengan semangat untuk turut serta memajukan literasi di Kota Sukabumi.
Di akhir sambutannya, H. Ayep Zaki mengajak seluruh pihak, instansi pemerintah, sekolah, hingga masyarakat umum, untuk bersama-sama membangun ekosistem literasi yang inklusif dan berkelanjutan.
“Mari jadikan perpustakaan sebagai ruang publik yang hidup, yang terbuka bagi siapa saja yang ingin belajar, berdiskusi, dan tumbuh bersama,” tutupnya.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Wali Kota Sukabumi, H. Ayep Zaki, dan dihadiri pula oleh Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana, serta jajaran aparatur Dispusipda Kota Sukabumi.
Dalam arahannya, Wali Kota Sukabumi, H. Ayep Zaki, menyampaikan pandangannya mengenai pentingnya literasi. Ia menyebutkan bahwa membaca bukan sekadar kegiatan akademis, melainkan alat untuk menyerap ilmu pengetahuan melalui pengalaman dan eksperimen.
“Jika anak-anak dapat mengaktualisasikan dari bacaannya dalam kehidupan sehari-hari, maka di situlah keberhasilan literasi. Padukan pengalaman dengan ilmu,” ujarnya.
Ia pun membagikan pengalaman pribadinya yang memperlihatkan kekuatan membaca. Dari seorang yang tidak mengenal buah melon, ia menjadi tahu dan ahli dalam pertanian melon, bahkan berhasil menjual hasil panennya ke Superindo dan Yogya.
Ia juga menanam berbagai jenis buah lainnya, semua berawal dari membaca. “Saya bisa berdiri di sini juga karena membaca. Tidak ada ilmu, kecakapan, dan lainnya tanpa membaca,” tegasnya. Namun, ia mengingatkan pentingnya menafsirkan makna membaca dalam berbagai konteks kehidupan.
Menurutnya, selama ini literasi masih sering disempitkan hanya pada aktivitas membaca. “Padahal, literasi adalah kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa perpustakaan adalah jantung dari peradaban literasi. Perpustakaan bukan hanya tempat menyimpan buku, melainkan juga sebagai sumber ilmu pengetahuan, pusat pembelajaran sepanjang hayat, dan pendorong tumbuhnya masyarakat yang cerdas, kritis, dan berbudaya.
Untuk itu, ia mendorong semua pihak untuk memperkuat peran perpustakaan, baik di sekolah, lingkungan masyarakat, maupun instansi pemerintah.
Salah satu langkah strategis yang sedang dilakukan adalah kegiatan pendataan dan pemetaan kondisi perpustakaan, seperti yang sedang berlangsung hari ini.
Data tersebut, lanjutnya, akan menjadi dasar dalam menyusun kebijakan yang tepat sasaran, mulai dari pengembangan koleksi, peningkatan kapasitas SDM, hingga digitalisasi layanan.
Ia pun memberikan apresiasi tinggi kepada Dispusipda Kota Sukabumi atas penyelenggaraan kegiatan ini, serta kepada seluruh peserta yang hadir dengan semangat untuk turut serta memajukan literasi di Kota Sukabumi.
Di akhir sambutannya, H. Ayep Zaki mengajak seluruh pihak, instansi pemerintah, sekolah, hingga masyarakat umum, untuk bersama-sama membangun ekosistem literasi yang inklusif dan berkelanjutan.
“Mari jadikan perpustakaan sebagai ruang publik yang hidup, yang terbuka bagi siapa saja yang ingin belajar, berdiskusi, dan tumbuh bersama,” tutupnya.
Pewarta : Kang Warsa
Dokumentasi : Agus Rustiawandi
DOKPIM KOTA SUKABUMI
Pranata Kehumasan
Ross Pristianasari