Pemerintah Kota Sukabumi bersama komunitas Restoe Boemi menggelar sosialisasi kepada para pengelola Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada Rabu, 13 Agustus 2025, di Ruang Pertemuan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi.
Kegiatan ini dihadiri Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana; Bunda PAUD, Ranty Rachmatilah; dan Ketua Restoe Boemi, Kia Florita, serta para pengelola PAUD dari berbagai wilayah.
Bunda PAUD Kota Sukabumi, Ranty Rachmatilah, dalam sambutannya menegaskan pentingnya peran pendidik sebagai teladan bagi anak sejak usia dini.
Ia mengingatkan bahwa lingkungan memiliki pengaruh besar terhadap tumbuh kembang anak, termasuk pembentukan pola pikir dan pola hidupnya.
“Penanaman nilai-nilai keagamaan, etika, dan akhlak harus dimulai dari PAUD. Arahkan anak untuk mampu melihat dan menyimpulkan inti pesan dari sebuah video. Mengurus anak-anak PAUD itu harus disertai dengan keikhlasan,” ungkap Ranty.
Ia juga mengingatkan bahwa pendidikan anak di rumah adalah tanggung jawab keluarga, khususnya orang tua.
Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana, menautkan pentingnya pendidikan karakter dengan kepedulian terhadap lingkungan.
Ia memaparkan bahwa Kota Sukabumi menghasilkan 180 ton sampah per hari, dengan komposisi 60 persen sampah organik dan 40 persen non-organik. Kondisi ini berpotensi mengurangi daya tampung TPA Cikundul.
Bobby menegaskan perlunya menerapkan sistem Controlled Landfill atau Sanitary Landfill dan menghindari open dumping.
“Kita harus mulai dari rumah tangga sebagai penghasil sampah terbesar. Gerakan membuat resapan biopori adalah salah satu solusi murah namun berdampak besar,” ujarnya.
Bobby juga mengingatkan bahwa membakar sampah berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan, serta ada ancaman hukuman bagi pelaku open dumping.
Ia mencontohkan pengelolaan sampah RDF di Cimenteng yang telah bekerja sama dengan Semen SCG sebagai langkah maju pengelolaan sampah.
Menurutnya, penanganan sampah memerlukan proses panjang, seperti di Denmark yang memerlukan waktu 30 tahun untuk mencapai pengelolaan optimal.
Sementara itu, Ketua Restoe Boemi, Kia Florita, menambahkan bahwa kebiasaan peduli lingkungan harus dibentuk sejak dini karena anak-anak mudah meniru perilaku orang dewasa.
“Guru harus menjadi teladan dengan membuang sampah pada tempatnya. Anak-anak juga dapat diajak belajar di luar kelas, seperti memungut sampah, agar terbiasa menjaga kebersihan lingkungan,” jelas Kia.
Ia berharap langkah ini mampu membentuk generasi peduli lingkungan sekaligus mendukung Kota Sukabumi meraih penghargaan Adipura.
Kegiatan ini dihadiri Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana; Bunda PAUD, Ranty Rachmatilah; dan Ketua Restoe Boemi, Kia Florita, serta para pengelola PAUD dari berbagai wilayah.
Bunda PAUD Kota Sukabumi, Ranty Rachmatilah, dalam sambutannya menegaskan pentingnya peran pendidik sebagai teladan bagi anak sejak usia dini.
Ia mengingatkan bahwa lingkungan memiliki pengaruh besar terhadap tumbuh kembang anak, termasuk pembentukan pola pikir dan pola hidupnya.
“Penanaman nilai-nilai keagamaan, etika, dan akhlak harus dimulai dari PAUD. Arahkan anak untuk mampu melihat dan menyimpulkan inti pesan dari sebuah video. Mengurus anak-anak PAUD itu harus disertai dengan keikhlasan,” ungkap Ranty.
Ia juga mengingatkan bahwa pendidikan anak di rumah adalah tanggung jawab keluarga, khususnya orang tua.
Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana, menautkan pentingnya pendidikan karakter dengan kepedulian terhadap lingkungan.
Ia memaparkan bahwa Kota Sukabumi menghasilkan 180 ton sampah per hari, dengan komposisi 60 persen sampah organik dan 40 persen non-organik. Kondisi ini berpotensi mengurangi daya tampung TPA Cikundul.
Bobby menegaskan perlunya menerapkan sistem Controlled Landfill atau Sanitary Landfill dan menghindari open dumping.
“Kita harus mulai dari rumah tangga sebagai penghasil sampah terbesar. Gerakan membuat resapan biopori adalah salah satu solusi murah namun berdampak besar,” ujarnya.
Bobby juga mengingatkan bahwa membakar sampah berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan, serta ada ancaman hukuman bagi pelaku open dumping.
Ia mencontohkan pengelolaan sampah RDF di Cimenteng yang telah bekerja sama dengan Semen SCG sebagai langkah maju pengelolaan sampah.
Menurutnya, penanganan sampah memerlukan proses panjang, seperti di Denmark yang memerlukan waktu 30 tahun untuk mencapai pengelolaan optimal.
Sementara itu, Ketua Restoe Boemi, Kia Florita, menambahkan bahwa kebiasaan peduli lingkungan harus dibentuk sejak dini karena anak-anak mudah meniru perilaku orang dewasa.
“Guru harus menjadi teladan dengan membuang sampah pada tempatnya. Anak-anak juga dapat diajak belajar di luar kelas, seperti memungut sampah, agar terbiasa menjaga kebersihan lingkungan,” jelas Kia.
Ia berharap langkah ini mampu membentuk generasi peduli lingkungan sekaligus mendukung Kota Sukabumi meraih penghargaan Adipura.
Pewarta : Kang Warsa
Dokumentasi : Agus Rustiawandi
DOKPIM KOTA SUKABUMI
Pranata Kehumasan
Ross Pristianasari
Posting Komentar untuk "Sosialisasi Restoe Boemi Ajak PAUD Tanamkan Nilai Peduli Lingkungan Sejak Dini"
Silakan kirim saran dan komentar anda