Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana, didampingi Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Sukabumi, Rahmat Sukandar, menghadiri kegiatan Hearing Session yang digelar di Sams Studio, Jalan Lingkar Selatan, Sabtu (18/10).
Acara ini menjadi ruang dialog kreatif antara pemerintah daerah dan para pelaku musik di Kota Sukabumi untuk memperkuat ekosistem ekonomi kreatif.
“Tadi pagi saya ada acara Festival Asia Afrika di Bandung, yang setiap tahun dilaksanakan sebagai sentral ekonomi kreatif. Banyak pembelajaran yang saya dapatkan, dan mudah-mudahan bisa kita implementasikan di Kota Sukabumi,” ujar Bobby mengawali sambutannya.
Bobby menyebut bahwa Hearing Session menjadi bukti bahwa kreativitas adalah energi besar yang mampu menggerakkan perubahan, memperkuat identitas daerah, serta membuka peluang ekonomi baru di masa depan.
Ia mengisahkan masa keemasan musik lokal Sukabumi di awal 2000-an ketika band dan musisi lokal menjadi tuan rumah di kota sendiri.
“Saya ingin momen itu terulang kembali, bagaimana caranya musisi Sukabumi bisa kembali menjadi tuan rumah di kotanya sendiri,” ungkapnya.
Menurutnya, banyak musisi asal Sukabumi kini meniti karier sukses di tingkat nasional, baik sebagai sutradara, produser musik, maupun penulis lagu.
Oleh karena itu, Pemerintah Daerah memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan sektor ekonomi kreatif, khususnya bidang musik.
“Di awal saya sudah tekankan bahwa kita akan membangun ekosistemnya. Tahun depan kita rencanakan pembangunan jembatan di Cibeureum yang akan terhubung dengan gedung pemerintahan baru, dan bersamaan dengan itu kita akan bangun Lapang Merdeka II khusus untuk kegiatan musik dan kreasi,” jelasnya.
Bobby menuturkan, selama ini Lapang Merdeka menjadi pusat berbagai kegiatan, baik olahraga, seni, hingga acara televisi nasional.
Namun meningkatnya jumlah pengunjung dan tingginya permintaan ruang acara membuat pemerintah perlu menyiapkan lokasi baru yang lebih representatif.
“Pengunjung kita meningkat 70 persen lebih, bahkan bisa naik dua sampai tiga kali lipat setelah tol dibuka. Maka kita butuh satu lapangan khusus untuk kegiatan kreatif,” ujarnya.
Selain ruang terbuka baru, Pemerintah Kota Sukabumi juga akan merevitalisasi Gedung Aher agar bisa menampung kegiatan berskala indoor dengan tata akustik yang baik.
“Gedung Juang akan kita jadikan heritage museum dan kegiatan pemerintahan, sementara seluruh kegiatan kreatif akan kita alihkan ke Gedung Aher dan Lapang Merdeka II,” terang Bobby.
Lebih lanjut, Bobby menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Komite Ekonomi Kreatif Kota Sukabumi. Ia berharap seluruh perangkat daerah dapat bersinergi dengan baik untuk mendukung program kepala daerah.
“Ke depan, untuk Kabizza Fest saya ingin kita tidak hanya bicara Sukabumi, tapi melangkah ke tingkat provinsi bahkan nasional. Kita bisa buat acara yang lebih meriah dengan menghadirkan label musik nasional dan artis nasional,” katanya.
Menurut Bobby, kegiatan ekonomi kreatif merupakan titik temu antara ide, karya, dan kolaborasi lintas bidang.
Pemerintah membuka ruang seluas-luasnya bagi siapa pun untuk mengadakan kegiatan kreatif di Kota Sukabumi.
“Kami sekarang menerapkan sistem two factor authentication, ada dua lapis verifikasi dari Dispora dan Komite Ekonomi Kreatif agar tidak ada kesalahan dalam pelaksanaan kegiatan,” ujarnya menegaskan.
Ia menambahkan, kegiatan seperti ini bukan hanya untuk hiburan semata, tapi juga menjadi bagian dari strategi menumbuhkan ekonomi daerah.
“Siapa pun yang bisa mengharumkan nama Sukabumi, berprestasi, atau membawa banyak pengunjung ke kota ini, berarti ikut menambah pendapatan asli daerah. Karena Sukabumi adalah kota perdagangan dan jasa, kota transit yang hidup dari pergerakan orang dan aktivitas ekonomi,” jelasnya.
Pemerintah berkomitmen membangun ekosistem ekonomi kreatif yang menyeluruh, mulai dari produksi, distribusi, hingga apresiasi karya lokal.
“Kami ingin musisi dan pelaku industri kreatif Sukabumi bukan hanya dikenal di kota sendiri, tapi juga menembus panggung nasional bahkan internasional melalui transformasi digital dan media sosial,” tutur Bobby.
Ia menegaskan, keunggulan Kota Sukabumi bisa lahir dari para local hero, anak-anak muda kreatif yang membawa kebanggaan daerah lewat karya dan prestasi.
Di akhir sambutannya, Bobby mengajak seluruh pihak untuk terus bersinergi dan mendukung keberlanjutan kegiatan ekonomi kreatif.
“Mari kita bangun ekonomi kreatif yang tidak hanya di bidang seni, tapi juga pariwisata. Baru-baru ini kita kedatangan tamu dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat untuk menjalin kerja sama dengan asosiasi travel dan pelaku industri wisata. Kami ingin menjadikan Sukabumi sebagai kota yang hidup, kota yang terus dikunjungi wisatawan, dan menghadirkan kenangan indah bagi setiap orang yang datang ke sini,” pungkasnya.
Acara ini menjadi ruang dialog kreatif antara pemerintah daerah dan para pelaku musik di Kota Sukabumi untuk memperkuat ekosistem ekonomi kreatif.
“Tadi pagi saya ada acara Festival Asia Afrika di Bandung, yang setiap tahun dilaksanakan sebagai sentral ekonomi kreatif. Banyak pembelajaran yang saya dapatkan, dan mudah-mudahan bisa kita implementasikan di Kota Sukabumi,” ujar Bobby mengawali sambutannya.
Bobby menyebut bahwa Hearing Session menjadi bukti bahwa kreativitas adalah energi besar yang mampu menggerakkan perubahan, memperkuat identitas daerah, serta membuka peluang ekonomi baru di masa depan.
Ia mengisahkan masa keemasan musik lokal Sukabumi di awal 2000-an ketika band dan musisi lokal menjadi tuan rumah di kota sendiri.
“Saya ingin momen itu terulang kembali, bagaimana caranya musisi Sukabumi bisa kembali menjadi tuan rumah di kotanya sendiri,” ungkapnya.
Menurutnya, banyak musisi asal Sukabumi kini meniti karier sukses di tingkat nasional, baik sebagai sutradara, produser musik, maupun penulis lagu.
Oleh karena itu, Pemerintah Daerah memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan sektor ekonomi kreatif, khususnya bidang musik.
“Di awal saya sudah tekankan bahwa kita akan membangun ekosistemnya. Tahun depan kita rencanakan pembangunan jembatan di Cibeureum yang akan terhubung dengan gedung pemerintahan baru, dan bersamaan dengan itu kita akan bangun Lapang Merdeka II khusus untuk kegiatan musik dan kreasi,” jelasnya.
Bobby menuturkan, selama ini Lapang Merdeka menjadi pusat berbagai kegiatan, baik olahraga, seni, hingga acara televisi nasional.
Namun meningkatnya jumlah pengunjung dan tingginya permintaan ruang acara membuat pemerintah perlu menyiapkan lokasi baru yang lebih representatif.
“Pengunjung kita meningkat 70 persen lebih, bahkan bisa naik dua sampai tiga kali lipat setelah tol dibuka. Maka kita butuh satu lapangan khusus untuk kegiatan kreatif,” ujarnya.
Selain ruang terbuka baru, Pemerintah Kota Sukabumi juga akan merevitalisasi Gedung Aher agar bisa menampung kegiatan berskala indoor dengan tata akustik yang baik.
“Gedung Juang akan kita jadikan heritage museum dan kegiatan pemerintahan, sementara seluruh kegiatan kreatif akan kita alihkan ke Gedung Aher dan Lapang Merdeka II,” terang Bobby.
Lebih lanjut, Bobby menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Komite Ekonomi Kreatif Kota Sukabumi. Ia berharap seluruh perangkat daerah dapat bersinergi dengan baik untuk mendukung program kepala daerah.
“Ke depan, untuk Kabizza Fest saya ingin kita tidak hanya bicara Sukabumi, tapi melangkah ke tingkat provinsi bahkan nasional. Kita bisa buat acara yang lebih meriah dengan menghadirkan label musik nasional dan artis nasional,” katanya.
Menurut Bobby, kegiatan ekonomi kreatif merupakan titik temu antara ide, karya, dan kolaborasi lintas bidang.
Pemerintah membuka ruang seluas-luasnya bagi siapa pun untuk mengadakan kegiatan kreatif di Kota Sukabumi.
“Kami sekarang menerapkan sistem two factor authentication, ada dua lapis verifikasi dari Dispora dan Komite Ekonomi Kreatif agar tidak ada kesalahan dalam pelaksanaan kegiatan,” ujarnya menegaskan.
Ia menambahkan, kegiatan seperti ini bukan hanya untuk hiburan semata, tapi juga menjadi bagian dari strategi menumbuhkan ekonomi daerah.
“Siapa pun yang bisa mengharumkan nama Sukabumi, berprestasi, atau membawa banyak pengunjung ke kota ini, berarti ikut menambah pendapatan asli daerah. Karena Sukabumi adalah kota perdagangan dan jasa, kota transit yang hidup dari pergerakan orang dan aktivitas ekonomi,” jelasnya.
Pemerintah berkomitmen membangun ekosistem ekonomi kreatif yang menyeluruh, mulai dari produksi, distribusi, hingga apresiasi karya lokal.
“Kami ingin musisi dan pelaku industri kreatif Sukabumi bukan hanya dikenal di kota sendiri, tapi juga menembus panggung nasional bahkan internasional melalui transformasi digital dan media sosial,” tutur Bobby.
Ia menegaskan, keunggulan Kota Sukabumi bisa lahir dari para local hero, anak-anak muda kreatif yang membawa kebanggaan daerah lewat karya dan prestasi.
Di akhir sambutannya, Bobby mengajak seluruh pihak untuk terus bersinergi dan mendukung keberlanjutan kegiatan ekonomi kreatif.
“Mari kita bangun ekonomi kreatif yang tidak hanya di bidang seni, tapi juga pariwisata. Baru-baru ini kita kedatangan tamu dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat untuk menjalin kerja sama dengan asosiasi travel dan pelaku industri wisata. Kami ingin menjadikan Sukabumi sebagai kota yang hidup, kota yang terus dikunjungi wisatawan, dan menghadirkan kenangan indah bagi setiap orang yang datang ke sini,” pungkasnya.
Pewarta : Kang Warsa
Dokumentasi : Fadhil
DOKPIM KOTA SUKABUMI
Pranata Kehumasan
Ross Pristianasari
Posting Komentar untuk "Wakil Wali Kota Sukabumi Dorong Ekosistem Musik dan Ekonomi Kreatif Lewat Hearing Session"
Silakan kirim saran dan komentar anda