Penilaian Kinerja (PK) terhadap Pelaksanaan 8 (delapan) Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting di Kota Sukabumi dilakukan secara virtual di Ruang Pertemuan Setda Balai Kota Sukabumi, Rabu (29/5/2024).
Dalam penilaian yang dilakukan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Jawa Barat tersebut langsung dihadiri Penjabat Wali Kota Sukabumi Kusmana Hartadji, Sekertaris Daerah Kota Sukabumi Dida Sembada, Penjabat Ketua TPPKK Kota Sukabumi Diana Rahesti, dan Kepala Bappeda Kota Sukabumi.
Dalam momen tersebut, Penjabat Wali Kota Sukabumi menyampaikan paparan mengenai pencapaian komitmen konvergensi penurunan stunting seperti inovasi yang digulirkan. Kota Sukabumi merupakan salah satu Kota di Provinsi Jawa Barat yang memiliki luas wilayah 48,33 km2. Kota Sukabumi tidak terlepas dari permasalahan serius terkait generasi penerusnya salah satunya yaitu permasalahan stunting.
" Pada Tahun 2021 berdasarkan Survey Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting di Kota Sukabumi sebesar 19,1%. Tahun 2022 sebesar 19,2% berada di bawah provinsi dan nasional, dan pada Tahun 2023 sebesar 26,9%. Kenaikan prevalensi stunting setiap tahunnya di Kota Sukabumi berdasarkan hasil analisa data 29 indikator stunting esential dan 35 indikator supply, terdapat beberapa penyebab di antaranya adalah Koordinasi dan kolaborasi, satu data sasaran, pendampingan dan edukasi, serta pelaporan dan monitoring evaluasi," ujar Penjabat Wali Kota Sukabumi Kusmana Hartadji dalam paparannya.
Selain itu juga, Kusmana menyampaikan bisnis proses perencanaan kegiatan percepatan penurunan stunting. Diantaranya Input, proses output, outcome dan dampaknya. Proses tersebut dalam kerangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di Kota Sukabumi.
'' Dengan melakukan kolaborasi bukan hanya dengan lintas SKPD melibatkan elemen pentahelix di dalamnya,'' cetus Kusmana. Upaya ini digulirkan dengan adanya beberapa Inovasi baik tingkat Kota dan Kewilayahan.
Pertama, inovasi Sistem Informasi Data Stanting Terintegrasi (siApdate) sebuah aplikasi hasil integrasi e-ppgbm, pendataan keluarga, dan Sister. Merupakan aplikasi pencatanan bantuan bagi balita dan keluarga berisiko stunting.
Kedua, (Pangan lokAl Sehat Bergizi TInggi untuk PEncegahan New StunTING) Program berkelanjutan dari pelaksanaan pemberian PMT bagi 500 orang (baduta dan Ibu Hamil), dengan memanfaatkan bahan pangan lokal.
Ketiga, Inovasi Cegah Stunting Dari Hulu Dengan Sasaran Remaja Pelajar Sekolah SLTP & SLTA. Komitmen Bersama Mendukung Minum Ttd Rematri Antara Dinkes, DP2KBP3A, Disdik, dan Kemenag.
Keempat, Aplikasi bekerjasama dengan Indosat untuk memudahkan TPK dalam pencatatan dan pelaporan pendampingan.
Sementara itu, Inovasi kewilayahan yang pertama Takan Canting (Taman Sayuran di Pekarangan untuk cegah anak stunting), Pasukan Bunda (PAUD Suka Ikan, sayuran dan buah-buahan), Kurikulum Posyandu Remaja Posyandu Remaja Sebagai Wadah Kegiatan Positif Bagi Remaja Termasuk Pemberdayaan di Bidang Kesehatan. Posrem (Posyandu Remaja) Lemon Skul (Lurah Keliling Monitoring ke Sekolah Unggulan).
Pewarta : Ovie
Dokumentasi : Agus Rustiawandi
DOKPIM KOTA SUKABUMI
Pranata Kehumasan
Ross Pristianasari