Pada 5 November 2024, Kota Sukabumi dikejutkan oleh banjir yang melanda 66 lokasi. Banjir ini tak hanya merendam rumah-rumah warga, tetapi juga menyebabkan kerusakan pada infrastruktur; trotoar dan bahu jalan.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi mencatat bahwa hingga November 2024, terdapat 1.198 titik bencana di seluruh kota, menandakan rentannya kondisi lingkungan terhadap bencana alam, khususnya pada musim penghujan.
Merespons kerusakan ini, Pemerintah Kota Sukabumi bergerak cepat memperbaiki fasilitas umum yang terdampak, terutama di Kecamatan Cikole yang menjadi salah satu wilayah terdampak. Beberapa titik trotoar dan bahu jalan yang rusak telah masuk tahap perbaikan, sebagai upaya mengembalikan aksesibilitas warga serta menjaga kenyamanan.
Namun, tanggung jawab Pemkot Sukabumi tidak berhenti pada perbaikan infrastruktur. Pemerintah Kota Sukabumi menyadari bahwa diperlukan langkah-langkah mitigasi untuk mencegah bencana serupa di masa mendatang, khususnya mengingat risiko banjir di kawasan ini.
Penanganan Bencana Secara Cepat dan Terintegrasi
BPBD Kota Sukabumi bekerja keras dalam merespons banjir dengan berbagai upaya penanganan, yang mencakup evakuasi warga dari daerah terdampak, pembersihan sungai dan drainase untuk memperlancar aliran air, hingga pendirian posko darurat yang siap menampung dan memberi bantuan kepada warga terdampak.
Bantuan kesehatan dan kebutuhan dasar bagi korban juga disalurkan, memastikan bahwa kebutuhan esensial warga tetap terpenuhi meskipun dalam kondisi darurat.
Tidak berhenti di situ, Pemkot Sukabumi mengaktivkan dan mengoptimalkan program Kelurahan Siaga Bencana di 33 kelurahan. Program ini bertujuan untuk mempercepat koordinasi antara warga dan pihak pemerintah pada saat bencana, sekaligus membangun kesiapsiagaan masyarakat di level terdekat.
Di luar upaya tanggap darurat, Pemerintah Kota Sukabumi menekankan pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bencana. Edukasi terkait tanda-tanda awal bencana, seperti banjir dan tanah longsor, terus disosialisasikan agar warga lebih tanggap menghadapi situasi darurat.
Sinergi Semua Pihak, Kunci Ketangguhan Bencana di Masa Depan
Selain itu, koordinasi lintas instansi dengan melibatkan TNI, Polri, PMI, dan Tagana terus diperkuat untuk memastikan penanganan yang terpadu dan respons cepat di setiap titik bencana.
Tak ketinggalan, ASN di lapangan diharapkan memiliki kesiapan dan kepekaan tinggi dalam menghadapi bencana, serta mampu menjalankan tindakan cepat sesuai situasi.
Dalam Rakor Kesiapsiagaan dan Mitigasi Bencana Selasa (11/11) kemarin, Penjabat Wali Kota Sukabumi, Kusmaha Hartadji menegaskan bahwa penanggulangan bencana bukan hanya tugas pemerintah, tetapi menjadi tanggung jawab bersama.
Dengan sinergi yang solid antara masyarakat dan berbagai instansi, Kota Sukabumi diharapkan dapat menjadi kota yang tangguh terhadap bencana di masa depan. Kolaborasi ini bukan hanya untuk menanggulangi bencana saat ini, tetapi juga untuk membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya kesiapsiagaan bencana.
Pemkot Sukabumi menyadari bahwa dalam mengatasi dampak banjir dan meminimalkan risiko bencana ke depan tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah. Diperlukan kerja sama yang aktif dari seluruh elemen masyarakat.
Dengan kesadaran yang terbangun, masyarakat dapat menjadi mata dan telinga di setiap sudut kota, serta berperan sebagai penggerak kesiapsiagaan bencana di lingkungannya masing-masing.
Dari kejadian ini, tantangan bencana tidak hanya menguji ketangguhan fisik sebuah kota, tetapi juga kesiapan mental dan keterlibatan masyarakatnya.
Dengan langkah-langkah yang telah dan akan terus dilakukan oleh Pemerintah Kota Sukabumi, harapannya, kota ini tidak hanya akan pulih dari dampak banjir, tetapi juga semakin kuat dalam menghadapi tantangan bencana di masa mendatang.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi mencatat bahwa hingga November 2024, terdapat 1.198 titik bencana di seluruh kota, menandakan rentannya kondisi lingkungan terhadap bencana alam, khususnya pada musim penghujan.
Merespons kerusakan ini, Pemerintah Kota Sukabumi bergerak cepat memperbaiki fasilitas umum yang terdampak, terutama di Kecamatan Cikole yang menjadi salah satu wilayah terdampak. Beberapa titik trotoar dan bahu jalan yang rusak telah masuk tahap perbaikan, sebagai upaya mengembalikan aksesibilitas warga serta menjaga kenyamanan.
Namun, tanggung jawab Pemkot Sukabumi tidak berhenti pada perbaikan infrastruktur. Pemerintah Kota Sukabumi menyadari bahwa diperlukan langkah-langkah mitigasi untuk mencegah bencana serupa di masa mendatang, khususnya mengingat risiko banjir di kawasan ini.
Penanganan Bencana Secara Cepat dan Terintegrasi
BPBD Kota Sukabumi bekerja keras dalam merespons banjir dengan berbagai upaya penanganan, yang mencakup evakuasi warga dari daerah terdampak, pembersihan sungai dan drainase untuk memperlancar aliran air, hingga pendirian posko darurat yang siap menampung dan memberi bantuan kepada warga terdampak.
Bantuan kesehatan dan kebutuhan dasar bagi korban juga disalurkan, memastikan bahwa kebutuhan esensial warga tetap terpenuhi meskipun dalam kondisi darurat.
Tidak berhenti di situ, Pemkot Sukabumi mengaktivkan dan mengoptimalkan program Kelurahan Siaga Bencana di 33 kelurahan. Program ini bertujuan untuk mempercepat koordinasi antara warga dan pihak pemerintah pada saat bencana, sekaligus membangun kesiapsiagaan masyarakat di level terdekat.
Di luar upaya tanggap darurat, Pemerintah Kota Sukabumi menekankan pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bencana. Edukasi terkait tanda-tanda awal bencana, seperti banjir dan tanah longsor, terus disosialisasikan agar warga lebih tanggap menghadapi situasi darurat.
Sinergi Semua Pihak, Kunci Ketangguhan Bencana di Masa Depan
Selain itu, koordinasi lintas instansi dengan melibatkan TNI, Polri, PMI, dan Tagana terus diperkuat untuk memastikan penanganan yang terpadu dan respons cepat di setiap titik bencana.
Tak ketinggalan, ASN di lapangan diharapkan memiliki kesiapan dan kepekaan tinggi dalam menghadapi bencana, serta mampu menjalankan tindakan cepat sesuai situasi.
Dalam Rakor Kesiapsiagaan dan Mitigasi Bencana Selasa (11/11) kemarin, Penjabat Wali Kota Sukabumi, Kusmaha Hartadji menegaskan bahwa penanggulangan bencana bukan hanya tugas pemerintah, tetapi menjadi tanggung jawab bersama.
Dengan sinergi yang solid antara masyarakat dan berbagai instansi, Kota Sukabumi diharapkan dapat menjadi kota yang tangguh terhadap bencana di masa depan. Kolaborasi ini bukan hanya untuk menanggulangi bencana saat ini, tetapi juga untuk membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya kesiapsiagaan bencana.
Pemkot Sukabumi menyadari bahwa dalam mengatasi dampak banjir dan meminimalkan risiko bencana ke depan tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah. Diperlukan kerja sama yang aktif dari seluruh elemen masyarakat.
Dengan kesadaran yang terbangun, masyarakat dapat menjadi mata dan telinga di setiap sudut kota, serta berperan sebagai penggerak kesiapsiagaan bencana di lingkungannya masing-masing.
Dari kejadian ini, tantangan bencana tidak hanya menguji ketangguhan fisik sebuah kota, tetapi juga kesiapan mental dan keterlibatan masyarakatnya.
Dengan langkah-langkah yang telah dan akan terus dilakukan oleh Pemerintah Kota Sukabumi, harapannya, kota ini tidak hanya akan pulih dari dampak banjir, tetapi juga semakin kuat dalam menghadapi tantangan bencana di masa mendatang.
Penulis : Kang Warsa
Dokumentasi : Dede Soleh Saepul
DOKPIM KOTA SUKABUMI
Pranata Kehumasan
Ross Pristianasari