Kota Sukabumi selama ini dikenal sebagai kota yang ramah dan toleran. Di tengah keberagaman yang membentang, masyarakatnya mampu menjaga kehangatan dan saling pengertian.
Salah satu pilar yang menjaga harmoni ini adalah Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), mitra strategis pemerintah yang sudah lama hadir sebagai ruang perjumpaan lintas iman dan lintas kepentingan, membangun keguyuban dalam perbedaan.
Pada Kamis, 24 April 2025, FKUB Kota Sukabumi menggelar rapat koordinasi di ruang pertemuan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol).
Acara ini dihadiri Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana, Kepala Bakesbangpol Yudi Yustiawan, serta para pengurus FKUB yang terdiri dari tokoh-tokoh agama di Kota Sukabumi.
Ketua FKUB Kota Sukabumi, Ade Munhiar, dalam sambutannya menyampaikan bahwa forum ini menjadi wadah silaturahmi yang bukan sekadar simbol, melainkan juga bentuk nyata dari moderasi dan toleransi antar umat beragama.
“FKUB dibentuk oleh pemerintah, tapi semangatnya datang dari masyarakat. Kami mendengarkan aspirasi umat, melakukan kegiatan sosial lintas agama, hingga ikut berperan dalam penanganan isu seperti stunting,” ungkapnya.
Tak hanya itu, Ade juga menekankan pentingnya dukungan terhadap visi misi kepala daerah. Ia menyebut rencana kegiatan seperti pertemuan rutin dan ngopi bareng sebagai ruang informal yang tetap membawa nilai-nilai besar kebersamaan.
Kepala Bakesbangpol, Yudi Yustiawan, menegaskan kembali posisi FKUB sebagai mitra strategis pemerintah.
“Nuansa harmonis sangat terasa di tengah umat beragama dalam FKUB. Kota Sukabumi adalah salah satu kota paling toleran di Indonesia, dan ini bisa terus dijaga lewat regulasi yang mendukung moderasi beragama,” tuturnya.
Ia pun mengajak seluruh pihak untuk terus membangun keguyuban demi menciptakan masyarakat Sukabumi yang damai dan harmonis.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Bobby Maulana mengajak peserta rapat untuk merenungkan tantangan zaman.
Dalam arahannya, ia menyampaikan bahwa keberagaman saat ini menghadapi ujian dari derasnya arus informasi digital.
“Hari ini kita hidup di masa ketika kepercayaan terhadap agama sedang diuji. Banyak orang justru memperoleh pemahaman dari podcast, konten media sosial, bukan dari sumber yang kredibel,” ujarnya.
Ia menyoroti paradoks sosial yang terjadi, tingginya semangat berderma di satu sisi, namun dibarengi dengan tingginya angka korupsi di sisi lain.
“Kita berada dalam era yang paradoksal. Di tengah banyaknya simbol-simbol keagamaan, kita justru harus lebih kritis terhadap substansi nilai yang dihayati,” katanya.
Bobby juga mengingatkan bahwa tugas FKUB kini tak hanya menjaga keharmonisan lintas agama, tapi juga menjembatani generasi muda dalam memahami nilai-nilai luhur di tengah digitalisasi dan disrupsi budaya.
“Kita harus mampu menjawab tantangan ini, bagaimana menyelaraskan cara pandang generasi muda terhadap agama, kebersamaan, dan kerja-kerja sosial.”
Dengan semangat visi IMAN—Inovatif, Mandiri, Agamis, dan Nasionalis—Pemerintah Kota Sukabumi bersama FKUB terus berikhtiar agar harmoni yang telah terjalin selama ini bukan hanya bertahan, tetapi juga tumbuh dan menyesuaikan diri dengan zaman.
Salah satu pilar yang menjaga harmoni ini adalah Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), mitra strategis pemerintah yang sudah lama hadir sebagai ruang perjumpaan lintas iman dan lintas kepentingan, membangun keguyuban dalam perbedaan.
Pada Kamis, 24 April 2025, FKUB Kota Sukabumi menggelar rapat koordinasi di ruang pertemuan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol).
Acara ini dihadiri Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana, Kepala Bakesbangpol Yudi Yustiawan, serta para pengurus FKUB yang terdiri dari tokoh-tokoh agama di Kota Sukabumi.
Ketua FKUB Kota Sukabumi, Ade Munhiar, dalam sambutannya menyampaikan bahwa forum ini menjadi wadah silaturahmi yang bukan sekadar simbol, melainkan juga bentuk nyata dari moderasi dan toleransi antar umat beragama.
“FKUB dibentuk oleh pemerintah, tapi semangatnya datang dari masyarakat. Kami mendengarkan aspirasi umat, melakukan kegiatan sosial lintas agama, hingga ikut berperan dalam penanganan isu seperti stunting,” ungkapnya.
Tak hanya itu, Ade juga menekankan pentingnya dukungan terhadap visi misi kepala daerah. Ia menyebut rencana kegiatan seperti pertemuan rutin dan ngopi bareng sebagai ruang informal yang tetap membawa nilai-nilai besar kebersamaan.
Kepala Bakesbangpol, Yudi Yustiawan, menegaskan kembali posisi FKUB sebagai mitra strategis pemerintah.
“Nuansa harmonis sangat terasa di tengah umat beragama dalam FKUB. Kota Sukabumi adalah salah satu kota paling toleran di Indonesia, dan ini bisa terus dijaga lewat regulasi yang mendukung moderasi beragama,” tuturnya.
Ia pun mengajak seluruh pihak untuk terus membangun keguyuban demi menciptakan masyarakat Sukabumi yang damai dan harmonis.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Bobby Maulana mengajak peserta rapat untuk merenungkan tantangan zaman.
Dalam arahannya, ia menyampaikan bahwa keberagaman saat ini menghadapi ujian dari derasnya arus informasi digital.
“Hari ini kita hidup di masa ketika kepercayaan terhadap agama sedang diuji. Banyak orang justru memperoleh pemahaman dari podcast, konten media sosial, bukan dari sumber yang kredibel,” ujarnya.
Ia menyoroti paradoks sosial yang terjadi, tingginya semangat berderma di satu sisi, namun dibarengi dengan tingginya angka korupsi di sisi lain.
“Kita berada dalam era yang paradoksal. Di tengah banyaknya simbol-simbol keagamaan, kita justru harus lebih kritis terhadap substansi nilai yang dihayati,” katanya.
Bobby juga mengingatkan bahwa tugas FKUB kini tak hanya menjaga keharmonisan lintas agama, tapi juga menjembatani generasi muda dalam memahami nilai-nilai luhur di tengah digitalisasi dan disrupsi budaya.
“Kita harus mampu menjawab tantangan ini, bagaimana menyelaraskan cara pandang generasi muda terhadap agama, kebersamaan, dan kerja-kerja sosial.”
Dengan semangat visi IMAN—Inovatif, Mandiri, Agamis, dan Nasionalis—Pemerintah Kota Sukabumi bersama FKUB terus berikhtiar agar harmoni yang telah terjalin selama ini bukan hanya bertahan, tetapi juga tumbuh dan menyesuaikan diri dengan zaman.
Pewarta :Kang Warsa
Dokumentasi : Agus Rustiawandi
DOKPIM KOTA SUKABUMI
Pranata Kehumasan
Ross Pristianasari