Di tengah tantangan global terkait pangan dan ekonomi, langkah kolaboratif menjadi kunci untuk menjaga stabilitas serta keberlanjutan kesejahteraan masyarakat.
Pemerintah Kota Sukabumi meneguhkan semangat kolaborasi ini dengan menjalin sinergi bersama Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), dalam upaya memperkuat kemandirian pangan khususnya di sektor peternakan.
Sebuah ikhtiar bersama yang mencerminkan komitmen Kota Sukabumi untuk terus menjadi bagian dari gerakan nasional membangun ketahanan dan kemandirian pangan.
Hal ini tampak dalam Rapat Koordinasi antara Pemerintah Kota Sukabumi dengan KADIN yang digelar pada Kamis, 24 April 2025, di Ruang Pertemuan Sekretariat Daerah.
Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana, hadir langsung dalam rapat tersebut yang mengusung tema “Program Kerja Sama KADIN dengan Kementerian, Pemerintah Daerah dan Masyarakat untuk Suksesi Swasembada Pangan Bidang Peternakan.”
Pertemuan ini menjadi ruang strategis dalam mendiskusikan program-program unggulan yang dicanangkan oleh Wakil Ketua Umum KADIN Bidang Peternakan, drh. Cecep Muhammad Wahyudin.
Dalam paparannya, Cecep menjelaskan empat program prioritas yang tengah dikembangkan oleh WKU Peternakan sebagai bentuk dukungan terhadap program swasembada pangan nasional.
Program pertama adalah “1 Village 1 Farming” yang menargetkan 8.000 pelaku usaha dari kalangan BUMDes, pesantren, koperasi, hingga UMKM.
Setiap peserta akan menerima paket budidaya unggas senilai Rp300 juta, yang mencakup 1.000 ayam, kandang, pakan, dan pelatihan teknis. Langkah ini diharapkan mampu menggerakkan sektor usaha mikro sekaligus memperkuat ketahanan pangan dari tingkat akar rumput.
Program kedua adalah sistem peternakan sapi perah berbasis inklusif melalui model “Inclusive Closed Loop System.” Target dari program ini mencapai 200.000 ekor sapi perah secara nasional, dengan fokus 50.000 ekor berada di Jawa Barat.
Konsep ini melibatkan berbagai pihak, termasuk investor, pemerintah, dan masyarakat, dalam pengembangan klaster peternakan yang terintegrasi dari hulu ke hilir.
Sementara itu, program ketiga menitikberatkan pada pembangunan industri pakan ternak terintegrasi, dengan target produksi mencapai 1 juta ton per tahun.
Produksi ini akan didukung oleh kerja sama dengan pabrik-pabrik pakan swasta dan menjadi penopang utama bagi dua program sebelumnya.
Program keempat adalah digitalisasi rantai pasok dan pembangunan gudang penyimpanan pangan di setiap kecamatan. Sistem teknologi berbasis Internet of Things (IoT) dan blockchain akan diterapkan guna memantau harga serta memastikan efisiensi distribusi pangan dari produsen ke konsumen.
Dengan digitalisasi ini, keterlambatan distribusi dan fluktuasi harga yang merugikan masyarakat diharapkan dapat ditekan secara signifikan.
Wakil Wali Kota Sukabumi menyampaikan bahwa Pemerintah Kota akan mendukung penuh inisiatif ini melalui fasilitasi lintas sektor serta sinkronisasi kebijakan daerah dengan program pusat.
"Sinergi antara pemerintah dan pelaku usaha, termasuk komunitas lokal, dipandang sebagai modal sosial yang penting dalam mewujudkan swasembada pangan berbasis potensi lokal," ungkap Bobby Maulana.
Rangkaian program ini sejalan dengan tujuan pembangunan Kota Sukabumi yang inklusif dan berkelanjutan. Tidak hanya berfokus pada ketahanan pangan, program ini juga diarahkan untuk membuka lapangan kerja baru, meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat, serta mendukung program nasional seperti Makan Bergizi Gratis (MBG).
Melalui kerja sama semacam ini, Pemerintah Kota Sukabumi berharap dapat menjadi contoh kota yang tangguh dalam menghadapi krisis pangan dan menjadi inspirasi bagi kota-kota lain di Indonesia.
Pemerintah Kota Sukabumi dan KADIN menunjukkan bahwa semangat gotong royong dan sinergi lintas sektor masih menjadi kunci dari setiap langkah besar yang diambil untuk kebaikan bersama.
Dalam waktu dekat, rencana aksi dan implementasi dari kerja sama ini akan segera dimatangkan demi menyentuh langsung kebutuhan masyarakat dan memperkuat posisi Kota Sukabumi dalam peta pembangunan nasional di sektor peternakan dan pangan.
Pemerintah Kota Sukabumi meneguhkan semangat kolaborasi ini dengan menjalin sinergi bersama Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), dalam upaya memperkuat kemandirian pangan khususnya di sektor peternakan.
Sebuah ikhtiar bersama yang mencerminkan komitmen Kota Sukabumi untuk terus menjadi bagian dari gerakan nasional membangun ketahanan dan kemandirian pangan.
Hal ini tampak dalam Rapat Koordinasi antara Pemerintah Kota Sukabumi dengan KADIN yang digelar pada Kamis, 24 April 2025, di Ruang Pertemuan Sekretariat Daerah.
Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana, hadir langsung dalam rapat tersebut yang mengusung tema “Program Kerja Sama KADIN dengan Kementerian, Pemerintah Daerah dan Masyarakat untuk Suksesi Swasembada Pangan Bidang Peternakan.”
Pertemuan ini menjadi ruang strategis dalam mendiskusikan program-program unggulan yang dicanangkan oleh Wakil Ketua Umum KADIN Bidang Peternakan, drh. Cecep Muhammad Wahyudin.
Dalam paparannya, Cecep menjelaskan empat program prioritas yang tengah dikembangkan oleh WKU Peternakan sebagai bentuk dukungan terhadap program swasembada pangan nasional.
Program pertama adalah “1 Village 1 Farming” yang menargetkan 8.000 pelaku usaha dari kalangan BUMDes, pesantren, koperasi, hingga UMKM.
Setiap peserta akan menerima paket budidaya unggas senilai Rp300 juta, yang mencakup 1.000 ayam, kandang, pakan, dan pelatihan teknis. Langkah ini diharapkan mampu menggerakkan sektor usaha mikro sekaligus memperkuat ketahanan pangan dari tingkat akar rumput.
Program kedua adalah sistem peternakan sapi perah berbasis inklusif melalui model “Inclusive Closed Loop System.” Target dari program ini mencapai 200.000 ekor sapi perah secara nasional, dengan fokus 50.000 ekor berada di Jawa Barat.
Konsep ini melibatkan berbagai pihak, termasuk investor, pemerintah, dan masyarakat, dalam pengembangan klaster peternakan yang terintegrasi dari hulu ke hilir.
Sementara itu, program ketiga menitikberatkan pada pembangunan industri pakan ternak terintegrasi, dengan target produksi mencapai 1 juta ton per tahun.
Produksi ini akan didukung oleh kerja sama dengan pabrik-pabrik pakan swasta dan menjadi penopang utama bagi dua program sebelumnya.
Program keempat adalah digitalisasi rantai pasok dan pembangunan gudang penyimpanan pangan di setiap kecamatan. Sistem teknologi berbasis Internet of Things (IoT) dan blockchain akan diterapkan guna memantau harga serta memastikan efisiensi distribusi pangan dari produsen ke konsumen.
Dengan digitalisasi ini, keterlambatan distribusi dan fluktuasi harga yang merugikan masyarakat diharapkan dapat ditekan secara signifikan.
Wakil Wali Kota Sukabumi menyampaikan bahwa Pemerintah Kota akan mendukung penuh inisiatif ini melalui fasilitasi lintas sektor serta sinkronisasi kebijakan daerah dengan program pusat.
"Sinergi antara pemerintah dan pelaku usaha, termasuk komunitas lokal, dipandang sebagai modal sosial yang penting dalam mewujudkan swasembada pangan berbasis potensi lokal," ungkap Bobby Maulana.
Rangkaian program ini sejalan dengan tujuan pembangunan Kota Sukabumi yang inklusif dan berkelanjutan. Tidak hanya berfokus pada ketahanan pangan, program ini juga diarahkan untuk membuka lapangan kerja baru, meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat, serta mendukung program nasional seperti Makan Bergizi Gratis (MBG).
Melalui kerja sama semacam ini, Pemerintah Kota Sukabumi berharap dapat menjadi contoh kota yang tangguh dalam menghadapi krisis pangan dan menjadi inspirasi bagi kota-kota lain di Indonesia.
Pemerintah Kota Sukabumi dan KADIN menunjukkan bahwa semangat gotong royong dan sinergi lintas sektor masih menjadi kunci dari setiap langkah besar yang diambil untuk kebaikan bersama.
Dalam waktu dekat, rencana aksi dan implementasi dari kerja sama ini akan segera dimatangkan demi menyentuh langsung kebutuhan masyarakat dan memperkuat posisi Kota Sukabumi dalam peta pembangunan nasional di sektor peternakan dan pangan.
Pewarta :Kang Warsa
Dokumentasi : Agus Rustiawandi
DOKPIM KOTA SUKABUMI
Pranata Kehumasan
Ross Pristianasari