Dalam upaya memperkuat peran remaja sebagai agen perubahan dan pendukung program Generasi Berencana (GenRe), Bunda GenRe Kota Sukabumi, Hj. Ranty Racmatilah, menerima audiensi dari para Duta GenRe Kota Sukabumi di Rumah Dinas Wali Kota Sukabumi, Kamis (5/6).
Audiensi ini menjadi ruang dialog terbuka antara para remaja terpilih dalam Forum GenRe dengan pemangku kebijakan. Tujuannya jelas, yaitu membangun sinergi yang kuat dalam menciptakan generasi muda yang terencana, berdaya saing, dan bebas dari risiko sosial seperti pernikahan dini, seks bebas, serta penyalahgunaan narkoba.
Dalam audiensi ini, para Duta GenRe memaparkan bahwa Forum GenRe menjadi wadah strategis untuk membentuk karakter, mengasah keterampilan, dan menumbuhkan kepekaan sosial di kalangan remaja. Di forum ini, mereka belajar untuk menjadi pribadi yang visioner, aktif, dan peduli terhadap isu yang dihadapi teman sebaya.
Salah satu program yang mereka banggakan adalah GenRe Goes to School. Program ini menghadirkan edukasi langsung ke sekolah-sekolah dengan materi seputar kesehatan reproduksi remaja, bahaya pergaulan bebas, serta risiko penyakit menular seksual seperti HIV/AIDS dan sifilis. Pendekatan ini dinilai efektif karena menyentuh langsung sasaran utama: remaja usia sekolah.
Dalam sambutannya, Bunda GenRe Hj. Ranty Racmatilah menegaskan bahwa remaja hari ini adalah bagian dari generasi emas 2045. Namun, menjadi generasi emas bukan hal yang terjadi begitu saja. Semuanya butuh perencanaan dan proses.
“Semua butuh persiapan. Kita tidak bisa menunggu perubahan datang tanpa arah. Kehidupan, termasuk pernikahan, harus direncanakan sejak dini. Idealnya usia pernikahan berada di rentang 21 sampai 25 tahun, usia yang matang secara emosional, fisik, dan ekonomi,” ujar Ranty.
Ia juga mengajak generasi muda untuk memiliki visi hidup yang jelas dan terus menggali potensi diri. “Anak-anak muda jangan hanya mengikuti arus. Milikilah rencana, tingkatkan kemampuan, dan terus upgrade diri. Jadikan hobi sebagai jalan untuk berkarya, dan ubah keahlian menjadi kekuatan ekonomi di masa depan,” tambahnya penuh semangat.
Dalam diskusi, para Duta GenRe juga mengangkat pentingnya edukasi tentang stunting. Menurut mereka, pemahaman ini perlu ditanamkan sejak remaja, khususnya bagi calon ibu. Mereka menyampaikan informasi seputar pentingnya nutrisi seimbang, gizi selama kehamilan, serta pengaruh stres terhadap tumbuh kembang anak.
“Stunting bukan hanya soal tinggi badan. Ini menyangkut kualitas SDM masa depan. Kalau sejak remaja kita sadar dan peduli, kita bisa memutus siklus ini,” ujar salah satu Duta GenRe.
Mendengar hal itu, Bunda GenRe mengapresiasi dan menambahkan bahwa kesadaran remaja terhadap stunting adalah kontribusi nyata dalam pembangunan jangka panjang. “Mencegah stunting bukan hanya tugas orang tua. Remaja juga punya peran. Dari sekarang, mulai pelajari tentang nutrisi, kesiapan mental, dan kesehatan reproduksi. Karena generasi hebat lahir dari generasi yang siap,” jelasnya.
Tak luput, Bunda GenRe memberikan motivasi kepada para Duta GenRe yang selama ini telah bekerja keras di lapangan. Ia menyadari bahwa menjadi pelopor perubahan tidaklah mudah. Tapi menurutnya, peran mereka sangat strategis dan bernilai tinggi.
“Menjadi pelopor memang sulit. Tapi kalian sudah memilih jalan itu. Jangan lelah menyampaikan kebaikan, meski hanya didengar oleh sedikit orang. Satu perubahan kecil hari ini, bisa menjadi besar di masa depan,” katanya dengan penuh harap.
Audiensi ditutup dengan pesan yang kuat dari Hj. Ranty Racmatilah kepada seluruh peserta yang hadir. “Saya ingin anak-anak Sukabumi menjadi generasi yang tahu apa yang ingin mereka capai, tahu bagaimana mencapainya, dan yang paling penting: tahu kapan harus memulainya,” ucapnya.
Ia menegaskan bahwa Forum dan Duta GenRe bukan hanya program seremonial, melainkan investasi sosial penting bagi masa depan Kota Sukabumi. Karena itu, ia mendorong agar kolaborasi lintas sektor, pemerintah, sekolah, keluarga, dan komunitas terus diperkuat untuk mendukung pertumbuhan remaja yang sehat, terencana, dan tangguh menghadapi tantangan zaman.
Audiensi ini menjadi ruang dialog terbuka antara para remaja terpilih dalam Forum GenRe dengan pemangku kebijakan. Tujuannya jelas, yaitu membangun sinergi yang kuat dalam menciptakan generasi muda yang terencana, berdaya saing, dan bebas dari risiko sosial seperti pernikahan dini, seks bebas, serta penyalahgunaan narkoba.
Dalam audiensi ini, para Duta GenRe memaparkan bahwa Forum GenRe menjadi wadah strategis untuk membentuk karakter, mengasah keterampilan, dan menumbuhkan kepekaan sosial di kalangan remaja. Di forum ini, mereka belajar untuk menjadi pribadi yang visioner, aktif, dan peduli terhadap isu yang dihadapi teman sebaya.
Salah satu program yang mereka banggakan adalah GenRe Goes to School. Program ini menghadirkan edukasi langsung ke sekolah-sekolah dengan materi seputar kesehatan reproduksi remaja, bahaya pergaulan bebas, serta risiko penyakit menular seksual seperti HIV/AIDS dan sifilis. Pendekatan ini dinilai efektif karena menyentuh langsung sasaran utama: remaja usia sekolah.
Dalam sambutannya, Bunda GenRe Hj. Ranty Racmatilah menegaskan bahwa remaja hari ini adalah bagian dari generasi emas 2045. Namun, menjadi generasi emas bukan hal yang terjadi begitu saja. Semuanya butuh perencanaan dan proses.
“Semua butuh persiapan. Kita tidak bisa menunggu perubahan datang tanpa arah. Kehidupan, termasuk pernikahan, harus direncanakan sejak dini. Idealnya usia pernikahan berada di rentang 21 sampai 25 tahun, usia yang matang secara emosional, fisik, dan ekonomi,” ujar Ranty.
Ia juga mengajak generasi muda untuk memiliki visi hidup yang jelas dan terus menggali potensi diri. “Anak-anak muda jangan hanya mengikuti arus. Milikilah rencana, tingkatkan kemampuan, dan terus upgrade diri. Jadikan hobi sebagai jalan untuk berkarya, dan ubah keahlian menjadi kekuatan ekonomi di masa depan,” tambahnya penuh semangat.
Dalam diskusi, para Duta GenRe juga mengangkat pentingnya edukasi tentang stunting. Menurut mereka, pemahaman ini perlu ditanamkan sejak remaja, khususnya bagi calon ibu. Mereka menyampaikan informasi seputar pentingnya nutrisi seimbang, gizi selama kehamilan, serta pengaruh stres terhadap tumbuh kembang anak.
“Stunting bukan hanya soal tinggi badan. Ini menyangkut kualitas SDM masa depan. Kalau sejak remaja kita sadar dan peduli, kita bisa memutus siklus ini,” ujar salah satu Duta GenRe.
Mendengar hal itu, Bunda GenRe mengapresiasi dan menambahkan bahwa kesadaran remaja terhadap stunting adalah kontribusi nyata dalam pembangunan jangka panjang. “Mencegah stunting bukan hanya tugas orang tua. Remaja juga punya peran. Dari sekarang, mulai pelajari tentang nutrisi, kesiapan mental, dan kesehatan reproduksi. Karena generasi hebat lahir dari generasi yang siap,” jelasnya.
Tak luput, Bunda GenRe memberikan motivasi kepada para Duta GenRe yang selama ini telah bekerja keras di lapangan. Ia menyadari bahwa menjadi pelopor perubahan tidaklah mudah. Tapi menurutnya, peran mereka sangat strategis dan bernilai tinggi.
“Menjadi pelopor memang sulit. Tapi kalian sudah memilih jalan itu. Jangan lelah menyampaikan kebaikan, meski hanya didengar oleh sedikit orang. Satu perubahan kecil hari ini, bisa menjadi besar di masa depan,” katanya dengan penuh harap.
Audiensi ditutup dengan pesan yang kuat dari Hj. Ranty Racmatilah kepada seluruh peserta yang hadir. “Saya ingin anak-anak Sukabumi menjadi generasi yang tahu apa yang ingin mereka capai, tahu bagaimana mencapainya, dan yang paling penting: tahu kapan harus memulainya,” ucapnya.
Ia menegaskan bahwa Forum dan Duta GenRe bukan hanya program seremonial, melainkan investasi sosial penting bagi masa depan Kota Sukabumi. Karena itu, ia mendorong agar kolaborasi lintas sektor, pemerintah, sekolah, keluarga, dan komunitas terus diperkuat untuk mendukung pertumbuhan remaja yang sehat, terencana, dan tangguh menghadapi tantangan zaman.
Pewarta : Indah Okti
Dokumentasi : Agus Rustiawandi
DOKPIM KOTA SUKABUMI
Pranata Kehumasan
Ross Pristianasari