Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana, menilai film Behind Story Mesjid Sejuta Pemuda bisa menjadi clue atau petunjuk awal menuju lahirnya film besar bertema religi dan kepemudaan berskala nasional.
Hal ini disampaikannya dalam penayangan perdana film tersebut yang digelar pada Rabu, 4 Juni 2025 di Masjid Sejuta Pemuda, Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi.
Hadir dalam pemutaran film tersebut Ketua Bidang 1 TP-PKK Kota Sukabumi Kia Florita, Kepala Disporapar Tejo Condro, Camat Citamiang Aries Ariandi, pengelola Mesjid Sejuta Pemuda, serta para santri.
"Film ini bisa menjadi clue bagi film besar di masa depan. Saya sangat mengapresiasi karya ini karena menghadirkan nilai-nilai positif dan bisa menginspirasi, khususnya para pemuda," ujar Bobby dalam sambutannya.
Menurutnya, saat ini banyak tokoh penting industri hiburan nasional yang tertarik dengan potensi Mesjid Sejuta Pemuda, termasuk stasiun televisi yang sempat menyampaikan minat untuk berkunjung dan mengangkat konten dari Mesjid Sejuta Pemuda.
Bobby menyebut bahwa potensi digital dan media sosial sangat luar biasa di tengah maraknya konten-konten kurang mendidik. Ia menyoroti bagaimana konten kreatif seperti cerita tukang cilok yang diusir marbot masjid lalu disambut masuk, bisa menjadi narasi yang menyentuh dan inspiratif.
“Konten seperti itu menunjukkan adaptasi positif terhadap perkembangan zaman dan algoritma media sosial yang kini mendominasi,” jelasnya.
Bobby mengungkapkan bahwa film pendek ini bisa menjadi pijakan menuju festival film dan bahkan layar lebar. Ia menyebut bahwa saat ini Kementerian Kebudayaan tengah membuka peluang untuk film-film inspiratif seperti ini bisa masuk dalam festival nasional.
“Kalau perlu, saya siap ikut bantu satu atau dua scene. Aman, karena saya pernah main sinetron juga," ungkapnya.
Ia juga bercerita bagaimana perannya dalam sinetron Kun Anta yang ternyata memberi pengaruh besar terhadap minat anak-anak terhadap dunia pesantren.
“Banyak anak yang akhirnya ingin masuk pesantren karena sinetron itu. Itu bukti bahwa film punya kekuatan dahsyat dalam membentuk kesadaran publik,” ungkapnya.
Di akhir sambutannya, Bobby menyampaikan harapannya agar film Behind Story Mesjid Sejuta Pemuda bisa menjadi inspirasi nasional. Ia menyebut film sebagai medium penting yang sering kali meramalkan masa depan.
“Film Back to The Future, misalnya, banyak elemennya yang sekarang jadi kenyataan. Film adalah clue, pertanda masa depan,” ujarnya.
Ia pun bermimpi suatu saat nanti akan ada film nasional berjudul Cerita Pemuda yang menjadi box office dan menampilkan pemuda-pemuda yang memuliakan agama Allah.
“Yang terpenting adalah bagaimana nilai-nilai dalam film ini bisa kita bawa ke kehidupan sehari-hari,” pungkasnya.
Hadir dalam pemutaran film tersebut Ketua Bidang 1 TP-PKK Kota Sukabumi Kia Florita, Kepala Disporapar Tejo Condro, Camat Citamiang Aries Ariandi, pengelola Mesjid Sejuta Pemuda, serta para santri.
"Film ini bisa menjadi clue bagi film besar di masa depan. Saya sangat mengapresiasi karya ini karena menghadirkan nilai-nilai positif dan bisa menginspirasi, khususnya para pemuda," ujar Bobby dalam sambutannya.
Menurutnya, saat ini banyak tokoh penting industri hiburan nasional yang tertarik dengan potensi Mesjid Sejuta Pemuda, termasuk stasiun televisi yang sempat menyampaikan minat untuk berkunjung dan mengangkat konten dari Mesjid Sejuta Pemuda.
Bobby menyebut bahwa potensi digital dan media sosial sangat luar biasa di tengah maraknya konten-konten kurang mendidik. Ia menyoroti bagaimana konten kreatif seperti cerita tukang cilok yang diusir marbot masjid lalu disambut masuk, bisa menjadi narasi yang menyentuh dan inspiratif.
“Konten seperti itu menunjukkan adaptasi positif terhadap perkembangan zaman dan algoritma media sosial yang kini mendominasi,” jelasnya.
Bobby mengungkapkan bahwa film pendek ini bisa menjadi pijakan menuju festival film dan bahkan layar lebar. Ia menyebut bahwa saat ini Kementerian Kebudayaan tengah membuka peluang untuk film-film inspiratif seperti ini bisa masuk dalam festival nasional.
“Kalau perlu, saya siap ikut bantu satu atau dua scene. Aman, karena saya pernah main sinetron juga," ungkapnya.
Ia juga bercerita bagaimana perannya dalam sinetron Kun Anta yang ternyata memberi pengaruh besar terhadap minat anak-anak terhadap dunia pesantren.
“Banyak anak yang akhirnya ingin masuk pesantren karena sinetron itu. Itu bukti bahwa film punya kekuatan dahsyat dalam membentuk kesadaran publik,” ungkapnya.
Di akhir sambutannya, Bobby menyampaikan harapannya agar film Behind Story Mesjid Sejuta Pemuda bisa menjadi inspirasi nasional. Ia menyebut film sebagai medium penting yang sering kali meramalkan masa depan.
“Film Back to The Future, misalnya, banyak elemennya yang sekarang jadi kenyataan. Film adalah clue, pertanda masa depan,” ujarnya.
Ia pun bermimpi suatu saat nanti akan ada film nasional berjudul Cerita Pemuda yang menjadi box office dan menampilkan pemuda-pemuda yang memuliakan agama Allah.
“Yang terpenting adalah bagaimana nilai-nilai dalam film ini bisa kita bawa ke kehidupan sehari-hari,” pungkasnya.
Pewarta : Kang Warsa
Dokumentasi : Ihsan
DOKPIM KOTA SUKABUMI
Pranata Kehumasan
Ross Pristianasari