Hari terakhir pelaksanaan Chandi Summit 2025 ditutup dengan kunjungan para peserta ke Desa Penglipuran, salah satu desa adat di Bali yang dikenal karena keaslian budaya dan kelestarian lingkungannya.
Ketua TP-PKK Kota Sukabumi, Ranty Rachmatilah, turut hadir dalam kegiatan tersebut yang menjadi penutup rangkaian forum internasional di Bali Beach Convention Center, Sanur, pada 3–5 September 2025.
Ranty menyampaikan bahwa pengalaman berkunjung ke Desa Penglipuran memberikan kesan yang mendalam. Desa tersebut, menurutnya, bukan hanya destinasi wisata budaya, tetapi juga simbol nyata bagaimana tradisi lokal dapat dijaga dengan baik hingga kini.
“Penutupan acara Chandi 2025 saya dan peserta lainnya mengunjungi Desa Penglipuran. Desa ini punya makna yang sangat dalam, terkenal sebagai desa adat yang sangat terjaga keasliannya dan menjadi simbol pelestarian budaya Bali.
Di sini kita bisa melihat langsung bagaimana budaya tradisional masih hidup hingga sekarang,” ungkapnya.
Ia menambahkan, suasana desa yang asri dan tradisional memberikan refleksi yang kuat bagi para peserta mengenai pentingnya melestarikan budaya. Lebih jauh, Ranty berharap Sukabumi dapat mengambil inspirasi dari Desa Penglipuran.
“Harapan saya, Sukabumi juga bisa mengembangkan budaya dan lingkungannya agar tetap terjaga asri, mengedepankan nilai-nilai lokal, namun sekaligus maju dan modern,” jelasnya.
Chandi Summit 2025 sendiri mengusung tema Culture for Future, menegaskan bahwa budaya tidak hanya menjadi warisan masa lalu, tetapi fondasi penting bagi masa depan yang damai, stabil, dan saling terhubung.
Forum tingkat tinggi ini diinisiasi untuk mempertemukan para pemimpin, pegiat budaya, dan perwakilan negara dalam merumuskan peran budaya sebagai kekuatan pemersatu global.
Fokus utama forum ini terangkum dalam lima pilar utama: Culture, Heritage, Art, Narrative, Diplomacy, and Innovation (Chandi).
Melalui berbagai seminar, dialog, hingga kunjungan lapangan, Chandi Summit 2025 menghadirkan ruang untuk bertukar gagasan tentang diplomasi budaya dan inovasi yang berbasis pada warisan kearifan lokal.
Penutupan di Desa Penglipuran menjadi penanda kuat bahwa pelestarian budaya tidak hanya sebatas diskusi, tetapi juga harus diwujudkan dalam praktik nyata yang melibatkan masyarakat secara langsung.
Ketua TP-PKK Kota Sukabumi, Ranty Rachmatilah, turut hadir dalam kegiatan tersebut yang menjadi penutup rangkaian forum internasional di Bali Beach Convention Center, Sanur, pada 3–5 September 2025.
Ranty menyampaikan bahwa pengalaman berkunjung ke Desa Penglipuran memberikan kesan yang mendalam. Desa tersebut, menurutnya, bukan hanya destinasi wisata budaya, tetapi juga simbol nyata bagaimana tradisi lokal dapat dijaga dengan baik hingga kini.
“Penutupan acara Chandi 2025 saya dan peserta lainnya mengunjungi Desa Penglipuran. Desa ini punya makna yang sangat dalam, terkenal sebagai desa adat yang sangat terjaga keasliannya dan menjadi simbol pelestarian budaya Bali.
Di sini kita bisa melihat langsung bagaimana budaya tradisional masih hidup hingga sekarang,” ungkapnya.
Ia menambahkan, suasana desa yang asri dan tradisional memberikan refleksi yang kuat bagi para peserta mengenai pentingnya melestarikan budaya. Lebih jauh, Ranty berharap Sukabumi dapat mengambil inspirasi dari Desa Penglipuran.
“Harapan saya, Sukabumi juga bisa mengembangkan budaya dan lingkungannya agar tetap terjaga asri, mengedepankan nilai-nilai lokal, namun sekaligus maju dan modern,” jelasnya.
Chandi Summit 2025 sendiri mengusung tema Culture for Future, menegaskan bahwa budaya tidak hanya menjadi warisan masa lalu, tetapi fondasi penting bagi masa depan yang damai, stabil, dan saling terhubung.
Forum tingkat tinggi ini diinisiasi untuk mempertemukan para pemimpin, pegiat budaya, dan perwakilan negara dalam merumuskan peran budaya sebagai kekuatan pemersatu global.
Fokus utama forum ini terangkum dalam lima pilar utama: Culture, Heritage, Art, Narrative, Diplomacy, and Innovation (Chandi).
Melalui berbagai seminar, dialog, hingga kunjungan lapangan, Chandi Summit 2025 menghadirkan ruang untuk bertukar gagasan tentang diplomasi budaya dan inovasi yang berbasis pada warisan kearifan lokal.
Penutupan di Desa Penglipuran menjadi penanda kuat bahwa pelestarian budaya tidak hanya sebatas diskusi, tetapi juga harus diwujudkan dalam praktik nyata yang melibatkan masyarakat secara langsung.
Pewarta : Kang Warsa
Dokumentasi : Agus Rustiawandi
DOKPIM KOTA SUKABUMI
Pranata Kehumasan
Ross Pristianasari
Posting Komentar untuk "Ranty Rachmatilah Tutup Chandi Summit 2025 dengan Kunjungan ke Desa Penglipuran"
Silakan kirim saran dan komentar anda