Pemerintah Kota Sukabumi menerima Tim Penilai Validasi Lapangan Inovasi Daerah (IGA) di Ruang Utama Balai Kota Sukabumi pada Rabu, 19 November 2025.
Tim penilai terdiri dari Asisten Koordinasi Desentralisasi Otonomi Daerah, Ade Pratikno, serta perwakilan BSKDN Kemendagri, Faisal Syarif.
Kunjungan ini merupakan bagian dari proses penilaian inovasi daerah yang dilakukan Kemendagri terhadap kota dan kabupaten seluruh Indonesia.
Dalam sambutannya, Wali Kota Sukabumi, H. Ayep Zaki, menegaskan bahwa kehadiran kepala daerah dalam berbagai program pembangunan sangat penting sebagai bentuk komitmen membangun ekosistem inovasi yang berkelanjutan.
Ia menyebut bahwa agenda inovasi ini merupakan harapan masa depan yang dapat melahirkan kreativitas daerah dan menumbuhkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan yang tepat sasaran.
Wali kota menyampaikan apresiasinya terhadap Kemendagri yang secara konsisten mengembangkan ajang Inovation Government Award (IGA).
Menurutnya, kompetisi atau nonkompetisi bukanlah tujuan utama, melainkan bagaimana inovasi tersebut memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
“Yang memberikan apresiasi adalah masyarakat, bukan kepala daerah. Inilah esensi inovasi, yaitu memberikan dampak langsung bagi warga,” ujar H. Ayep Zaki.
Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Sukabumi juga memaparkan inovasi strategis Kota Sukabumi yang mengombinasikan pendanaan dari APBD, Bantuan Keuangan (Bankeu), dan PAD, serta mengembangkan inovasi berbasis sosial murni melalui model wakaf produktif dengan mekanisme qardhul hasan.
Inovasi ini digagas untuk menggerakkan pembangunan ekonomi sosial tanpa orientasi bisnis, melainkan untuk mendorong kemandirian masyarakat secara berkelanjutan.
Ia menegaskan bahwa model ini telah diterapkan di banyak negara dan terbukti efektif sebagai pengungkit ekonomi masyarakat akar rumput.
Wali Kota menyebutkan bahwa selama enam bulan berjalannya program, sebanyak 808 penerima manfaat telah terlibat, dan pada Desember 2025, jumlah itu ditargetkan mencapai 1.100 penerima.
Menurutnya, inovasi ini merupakan embrio ekosistem ekonomi yang mempersiapkan para pelaku usaha mikro sebelum masuk ke sektor perbankan formal, termasuk fasilitas KUR yang disediakan pemerintah.
Program ini juga mendapatkan apresiasi dari perbankan daerah dan dukungan dalam bentuk CSR, karena mampu menghadirkan calon nasabah yang memiliki usaha nyata dan layak untuk dikembangkan.
Wali kota menegaskan bahwa inovasi ini, selain membantu masyarakat, juga memperkuat sektor perbankan melalui data dan pendampingan yang lebih akurat.
Di akhir sambutannya, Wali Kota menegaskan bahwa seluruh inovasi pembangunan Kota Sukabumi dijalankan dengan penuh integritas dan berpijak pada aturan, Undang-Undang, serta nilai-nilai Pancasila.
Ia mengibaratkan pembangunan ini seperti menegakkan akar dan batang pohon agar kelak menghasilkan buah yang berkualitas.
“Saya mengajak seluruh jajaran birokrasi untuk bekerja lebih baik, lebih tegak lurus, dan lebih berorientasi pada kesejahteraan masyarakat,” tutup H. Ayep Zaki.
Kunjungan Tim Penilai Validasi ini menjadi momentum penting bagi Kota Sukabumi untuk menegaskan posisi sebagai kota yang berkomitmen pada inovasi sosial, ekonomi inklusif, dan pembangunan yang berakar pada kepentingan masyarakat luas.
Tim penilai terdiri dari Asisten Koordinasi Desentralisasi Otonomi Daerah, Ade Pratikno, serta perwakilan BSKDN Kemendagri, Faisal Syarif.
Kunjungan ini merupakan bagian dari proses penilaian inovasi daerah yang dilakukan Kemendagri terhadap kota dan kabupaten seluruh Indonesia.
Dalam sambutannya, Wali Kota Sukabumi, H. Ayep Zaki, menegaskan bahwa kehadiran kepala daerah dalam berbagai program pembangunan sangat penting sebagai bentuk komitmen membangun ekosistem inovasi yang berkelanjutan.
Ia menyebut bahwa agenda inovasi ini merupakan harapan masa depan yang dapat melahirkan kreativitas daerah dan menumbuhkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan yang tepat sasaran.
Wali kota menyampaikan apresiasinya terhadap Kemendagri yang secara konsisten mengembangkan ajang Inovation Government Award (IGA).
Menurutnya, kompetisi atau nonkompetisi bukanlah tujuan utama, melainkan bagaimana inovasi tersebut memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
“Yang memberikan apresiasi adalah masyarakat, bukan kepala daerah. Inilah esensi inovasi, yaitu memberikan dampak langsung bagi warga,” ujar H. Ayep Zaki.
Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Sukabumi juga memaparkan inovasi strategis Kota Sukabumi yang mengombinasikan pendanaan dari APBD, Bantuan Keuangan (Bankeu), dan PAD, serta mengembangkan inovasi berbasis sosial murni melalui model wakaf produktif dengan mekanisme qardhul hasan.
Inovasi ini digagas untuk menggerakkan pembangunan ekonomi sosial tanpa orientasi bisnis, melainkan untuk mendorong kemandirian masyarakat secara berkelanjutan.
Ia menegaskan bahwa model ini telah diterapkan di banyak negara dan terbukti efektif sebagai pengungkit ekonomi masyarakat akar rumput.
Wali Kota menyebutkan bahwa selama enam bulan berjalannya program, sebanyak 808 penerima manfaat telah terlibat, dan pada Desember 2025, jumlah itu ditargetkan mencapai 1.100 penerima.
Menurutnya, inovasi ini merupakan embrio ekosistem ekonomi yang mempersiapkan para pelaku usaha mikro sebelum masuk ke sektor perbankan formal, termasuk fasilitas KUR yang disediakan pemerintah.
Program ini juga mendapatkan apresiasi dari perbankan daerah dan dukungan dalam bentuk CSR, karena mampu menghadirkan calon nasabah yang memiliki usaha nyata dan layak untuk dikembangkan.
Wali kota menegaskan bahwa inovasi ini, selain membantu masyarakat, juga memperkuat sektor perbankan melalui data dan pendampingan yang lebih akurat.
Di akhir sambutannya, Wali Kota menegaskan bahwa seluruh inovasi pembangunan Kota Sukabumi dijalankan dengan penuh integritas dan berpijak pada aturan, Undang-Undang, serta nilai-nilai Pancasila.
Ia mengibaratkan pembangunan ini seperti menegakkan akar dan batang pohon agar kelak menghasilkan buah yang berkualitas.
“Saya mengajak seluruh jajaran birokrasi untuk bekerja lebih baik, lebih tegak lurus, dan lebih berorientasi pada kesejahteraan masyarakat,” tutup H. Ayep Zaki.
Kunjungan Tim Penilai Validasi ini menjadi momentum penting bagi Kota Sukabumi untuk menegaskan posisi sebagai kota yang berkomitmen pada inovasi sosial, ekonomi inklusif, dan pembangunan yang berakar pada kepentingan masyarakat luas.
Pewarta : Kang Warsa
Dokumentasi : Ihsan
DOKPIM KOTA SUKABUMI
Pranata Kehumasan
Ross Pristianasari




Posting Komentar untuk "Wali Kota Sukabumi Terima Tim Penilai Validasi Inovasi Daerah, Paparkan Ekosistem Inovasi Berbasis Sosial dan Wakaf Produktif"
Silakan kirim saran dan komentar anda