Memasuki bulan suci Ramadan, Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Jami Al-Ikhlas Setda Kota Sukabumi kembali menggelar Kajian Ramadan pada Senin, 3 Maret 2025. Kajian ini menjadi kegiatan rutin yang menjadi bagian dari upaya meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran Islam di kalangan aparatur Pemerintah Kota Sukabumi serta masyarakat luas.
Kajian Ramadan berlangsung setelah salat Dzuhur berjamaah ini tidak hanya menjadi momen untuk mendalami nilai-nilai keislaman, tetapi juga sebagai sarana mempererat ukhuwah Islamiyah di lingkungan Pemkot Sukabumi. Hadir dalam kegiatan ini Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana, yang memberikan arahan dan apresiasi terhadap terselenggaranya kajian tersebut.
Dalam arahannya, Bobby Maulana menekankan pentingnya mengoptimalkan ibadah selama Ramadan, tidak hanya secara ritual tetapi juga dalam pengimplementasiannya dalam kehidupan sehari-hari.
Ia mengajak para jamaah untuk benar-benar mendalami makna ibadah puasa dan menerapkannya dalam kehidupan. Ramadan, menurutnya, bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga tentang meningkatkan kesadaran spiritual serta memperbaiki hubungan dengan sesama.
“Kita harus selalu menjaga kesadaran bahwa Ramadan tahun ini bisa jadi yang terakhir bagi kita. Oleh karena itu, Ramadan harus dijalani dengan sepenuh hati, dengan keikhlasan dan kesungguhan dalam meningkatkan kualitas ibadah,” ujar Bobby Maulana.
Kajian Ramadan kali ini juga diisi dengan kultum yang disampaikan oleh Pengasuh Pondok Pesantren As-Sobariyah, Ust Muhammad Syarifudin Arif. Dalam tausiyahnya, ia menekankan pentingnya peningkatan kualitas ibadah puasa dari tahun ke tahun. Ia menjelaskan bahwa puasa memiliki tingkatan yang harus dicapai oleh setiap Muslim, yaitu puasa awam, puasa khusus, dan puasa khususul khusus.
Puasa awam adalah puasa yang hanya menahan lapar dan haus, tetapi masih sering lalai dalam menjaga perbuatan dan ucapan. Puasa khusus adalah tingkatan di mana seseorang tidak hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga menjaga seluruh anggota tubuh dari perbuatan yang dapat mengurangi pahala puasa.
Sementara itu, puasa khususul khusus adalah puasa tingkatan tertinggi, di mana seseorang tidak hanya menjaga fisik dan perbuatan, tetapi juga hatinya dari segala hal yang dapat mengurangi esensi puasa.
Dalam kesempatan itu, ia juga mengingatkan bahwa puasa merupakan sarana untuk membentuk pribadi yang lebih baik. Setiap Muslim diajak untuk lebih waspada dalam menjaga lisan, perbuatan, serta pikiran agar tetap bersih selama menjalankan ibadah puasa. Puasa yang baik bukan hanya yang sekadar sah menurut syariat, tetapi juga yang membawa dampak positif dalam kehidupan sehari-hari.
Kajian Ramadan ini menjadi bukti bahwa Pemkot Sukabumi tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik kota, tetapi juga pada pembinaan spiritual para aparatur dan masyarakat. Kegiatan seperti ini diharapkan dapat terus menjadi tradisi yang memperkaya wawasan keislaman dan meningkatkan kualitas ibadah bagi seluruh peserta.
Bulan Ramadan adalah waktu untuk berbenah diri dan meningkatkan spiritualitas. Dengan adanya kajian seperti ini, para aparatur Setda Kota Sukabumi diharapkan lebih memahami esensi puasa dan mampu menjalankannya dengan lebih baik setiap tahunnya. Ramadan adalah bulan bagaimana setiap individu mampu mencapai tingkat puasa yang lebih berkualitas dan lebih bermakna bagi kehidupan.
Kajian Ramadan berlangsung setelah salat Dzuhur berjamaah ini tidak hanya menjadi momen untuk mendalami nilai-nilai keislaman, tetapi juga sebagai sarana mempererat ukhuwah Islamiyah di lingkungan Pemkot Sukabumi. Hadir dalam kegiatan ini Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana, yang memberikan arahan dan apresiasi terhadap terselenggaranya kajian tersebut.
Dalam arahannya, Bobby Maulana menekankan pentingnya mengoptimalkan ibadah selama Ramadan, tidak hanya secara ritual tetapi juga dalam pengimplementasiannya dalam kehidupan sehari-hari.
Ia mengajak para jamaah untuk benar-benar mendalami makna ibadah puasa dan menerapkannya dalam kehidupan. Ramadan, menurutnya, bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga tentang meningkatkan kesadaran spiritual serta memperbaiki hubungan dengan sesama.
“Kita harus selalu menjaga kesadaran bahwa Ramadan tahun ini bisa jadi yang terakhir bagi kita. Oleh karena itu, Ramadan harus dijalani dengan sepenuh hati, dengan keikhlasan dan kesungguhan dalam meningkatkan kualitas ibadah,” ujar Bobby Maulana.
Kajian Ramadan kali ini juga diisi dengan kultum yang disampaikan oleh Pengasuh Pondok Pesantren As-Sobariyah, Ust Muhammad Syarifudin Arif. Dalam tausiyahnya, ia menekankan pentingnya peningkatan kualitas ibadah puasa dari tahun ke tahun. Ia menjelaskan bahwa puasa memiliki tingkatan yang harus dicapai oleh setiap Muslim, yaitu puasa awam, puasa khusus, dan puasa khususul khusus.
Puasa awam adalah puasa yang hanya menahan lapar dan haus, tetapi masih sering lalai dalam menjaga perbuatan dan ucapan. Puasa khusus adalah tingkatan di mana seseorang tidak hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga menjaga seluruh anggota tubuh dari perbuatan yang dapat mengurangi pahala puasa.
Sementara itu, puasa khususul khusus adalah puasa tingkatan tertinggi, di mana seseorang tidak hanya menjaga fisik dan perbuatan, tetapi juga hatinya dari segala hal yang dapat mengurangi esensi puasa.
Dalam kesempatan itu, ia juga mengingatkan bahwa puasa merupakan sarana untuk membentuk pribadi yang lebih baik. Setiap Muslim diajak untuk lebih waspada dalam menjaga lisan, perbuatan, serta pikiran agar tetap bersih selama menjalankan ibadah puasa. Puasa yang baik bukan hanya yang sekadar sah menurut syariat, tetapi juga yang membawa dampak positif dalam kehidupan sehari-hari.
Kajian Ramadan ini menjadi bukti bahwa Pemkot Sukabumi tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik kota, tetapi juga pada pembinaan spiritual para aparatur dan masyarakat. Kegiatan seperti ini diharapkan dapat terus menjadi tradisi yang memperkaya wawasan keislaman dan meningkatkan kualitas ibadah bagi seluruh peserta.
Bulan Ramadan adalah waktu untuk berbenah diri dan meningkatkan spiritualitas. Dengan adanya kajian seperti ini, para aparatur Setda Kota Sukabumi diharapkan lebih memahami esensi puasa dan mampu menjalankannya dengan lebih baik setiap tahunnya. Ramadan adalah bulan bagaimana setiap individu mampu mencapai tingkat puasa yang lebih berkualitas dan lebih bermakna bagi kehidupan.
Pewarta :Kang Warsa
Dokumentasi : Ihsan
DOKPIM KOTA SUKABUMI
Pranata Kehumasan
Ross Pristianasari