Rapat Pengendalian Inflasi dan Akselerasi Sertifikasi Halal: Langkah Strategis Pemerintah untuk Ekonomi Nasional

Pada Selasa, 4 Maret 2025, Kementerian Dalam Negeri menggelar Rapat Koordinasi Langkah Konkret Pengendalian Inflasi Daerah dan Akselerasi Sertifikasi Produk Halal. Rapat ini dihadiri secara virtual oleh Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana, bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah Kota Sukabumi. Dua isu utama yang dibahas adalah strategi pengendalian inflasi dan percepatan sertifikasi halal, yang dianggap sebagai langkah penting untuk meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global.

Menteri Dalam Negeri, M. Tito Karnavian, menegaskan bahwa sertifikasi halal bukan hanya kewajiban agama, tetapi juga strategi ekonomi nasional. Dengan mayoritas penduduk dunia yang beragama Islam, sertifikasi halal menjadi faktor penting dalam meningkatkan daya saing produk Indonesia.

Namun, ironisnya, Indonesia masih tertinggal dalam produksi dan ekspor produk halal dibandingkan negara-negara non-Muslim seperti Brasil dan India. Survei menunjukkan bahwa 87,2% masyarakat Indonesia lebih memilih produk bersertifikat halal, menandakan pentingnya jaminan kehalalan dalam membangun kepercayaan konsumen.

Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal Indonesia, Haikal Hasan, menyoroti potensi besar industri halal. Nilai pasar produk halal dunia mencapai Rp20.640 triliun pada 2024, namun Indonesia baru menguasai 3,2% dari total nilai tersebut.

Beberapa pelaku UMKM telah merasakan manfaat sertifikasi halal, seperti pengusaha keripik singkong dari Jawa Timur yang berhasil menembus pasar Prancis, serta produsen tempe dari Kota Sukabumi yaitu Wali Kota Sukabumi, H. Ayep Zaki yang mengekspor ke delapan negara. Namun, tantangan besar masih ada, seperti banjirnya produk halal impor dari Korea dan China yang menguasai pasar domestik.

Data Kamar Dagang dan Industri (KADIN) menunjukkan, dari 66 juta pelaku usaha di Indonesia, hanya 2,2 juta yang telah memiliki sertifikat halal. Salah satu hambatan utama adalah keterbatasan rumah potong hewan (RPH) bersertifikat halal. Dari 500 RPH di Indonesia, hanya 50% yang memenuhi standar halal.

Pemerintah pun berupaya meningkatkan jumlah tenaga profesional di sektor halal, termasuk menambah 80.000 juru sembelih halal dan meluncurkan program “Satu Desa, Satu Juru Sembelih Halal” bekerja sama dengan Kementerian Desa.

Selain sertifikasi halal, rapat juga membahas kondisi inflasi nasional. Menteri Tito Karnavian menyampaikan bahwa Indonesia mencatat deflasi sebesar -0,09% secara tahunan (YoY) pada Januari 2025. Deflasi ini disebabkan oleh efisiensi pasar dan stabilisasi harga, bukan penurunan daya beli masyarakat.

Inflasi di Indonesia dibagi menjadi tiga komponen: inflasi bergejolak (volatile food), inflasi administrasi (administered prices), dan inflasi inti (core inflation). Meskipun terjadi deflasi, daya beli masyarakat tetap stabil, terlihat dari pertumbuhan konsumsi makanan dan minuman sebesar 2,25% serta kenaikan sektor perawatan pribadi dan jasa sebesar 8,4%.

Deflasi Februari 2025: Dampak Diskon Listrik dan Penurunan Harga Pangan

Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, memaparkan bahwa Indonesia mengalami deflasi sebesar -0,48% pada Februari 2025. Faktor utama deflasi ini adalah diskon listrik 50% yang diberlakukan pada Januari–Februari 2025, serta penurunan harga komoditas pangan seperti cabai, bawang merah, dan telur ayam.

Namun, beberapa komoditas seperti BBM non-subsidi dan emas perhiasan masih mengalami inflasi. Secara geografis, sebagian besar provinsi di Indonesia mengalami deflasi, meskipun lima provinsi seperti Papua Pegunungan dan Nusa Tenggara Timur masih mencatat inflasi akibat kenaikan harga sayuran dan ikan.

Dengan koordinasi yang baik antara pemerintah pusat dan daerah, serta dukungan terhadap UMKM dalam mendapatkan sertifikasi halal, Indonesia dapat mengambil peran lebih besar dalam industri halal global. Sementara itu, pengendalian inflasi yang terkendali menunjukkan stabilitas ekonomi nasional. Langkah-langkah strategis ini dipandang akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Pewarta            :Kang Warsa 
Dokumentasi   : Iqbal

DOKPIM KOTA SUKABUMI
Pranata Kehumasan
Ross Pristianasari
Dokumentasi Pimpinan
Dokumentasi Pimpinan Komunikasi dan Dokumentasi Pimpinan Pemerintah Kota Sukabumi merupakan bagian dari Sekretariat Daerah Kota Sukabumi.