Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana, menggelar pertemuan khusus dengan para pelaku ekonomi kreatif lokal di Ruang Pertemuan Setda, Rabu (9/4).
Acara ini menjadi ajang diskusi terbuka untuk menyinergikan potensi kreatif masyarakat dengan program pembangunan pemerintah.
Dalam pertemuan tersebut, Bobby Maulana menegaskan bahwa pembangunan Sukabumi membutuhkan kolaborasi semua pihak.
"Kami tidak bisa bekerja sendiri. Partisipasi komunitas kreatif sangat penting untuk mendorong daya saing kota," ujarnya.
Ia mengakui sejumlah tantangan yang masih dihadapi, seperti keterbatasan anggaran (PAD), infrastruktur yang belum optimal, dan prosedur perizinan yang perlu disederhanakan.
Namun, Pemkot tetap berkomitmen menjalankan program prioritas, termasuk penataan drainase, penerangan jalan, dan inisiatif lingkungan "Restoe Bumi" yang melibatkan relawan.
Pemerintah berencana mengembangkan ekonomi kreatif berbasis digital, antara lain melalui: pelatihan untuk konten kreator lokal, festival video/foto bertema Kota Sukabumi, dan kurasi 5 UMKM unggulan untuk dikembangkan bersama
"Media sosial adalah pintu gerbang promosi era sekarang. Kami ingin Sukabumi lebih dikenal melalui karya anak mudanya," tambah Bobby.
Para peserta audiensi menyampaikan keluhan tentang rumitnya perizinan kegiatan komunitas. "Butuh tanda tangan dari terlalu banyak instansi, bahkan untuk acara kecil," kata salah satu perwakilan.
Wakil Wali Kota merespons dengan janji penyederhanaan birokrasi. "Kami akan evaluasi agar prosesnya lebih efisien, tanpa mengabaikan aspek keamanan."
Pertemuan juga membahas upaya pemulihan ekonomi, termasuk dukungan untuk usaha kecil yang terdampak, revitalisasi Pasar Pelita, dan penguatan pasar tradisional lainnya
"Kreativitas masyarakat adalah modal terbesar kami. Mari bersama-sama wujudkan Sukabumi yang lebih maju dan representatif," pungkas Bobby.
Acara ini menjadi ajang diskusi terbuka untuk menyinergikan potensi kreatif masyarakat dengan program pembangunan pemerintah.
Dalam pertemuan tersebut, Bobby Maulana menegaskan bahwa pembangunan Sukabumi membutuhkan kolaborasi semua pihak.
"Kami tidak bisa bekerja sendiri. Partisipasi komunitas kreatif sangat penting untuk mendorong daya saing kota," ujarnya.
Ia mengakui sejumlah tantangan yang masih dihadapi, seperti keterbatasan anggaran (PAD), infrastruktur yang belum optimal, dan prosedur perizinan yang perlu disederhanakan.
Namun, Pemkot tetap berkomitmen menjalankan program prioritas, termasuk penataan drainase, penerangan jalan, dan inisiatif lingkungan "Restoe Bumi" yang melibatkan relawan.
Pemerintah berencana mengembangkan ekonomi kreatif berbasis digital, antara lain melalui: pelatihan untuk konten kreator lokal, festival video/foto bertema Kota Sukabumi, dan kurasi 5 UMKM unggulan untuk dikembangkan bersama
"Media sosial adalah pintu gerbang promosi era sekarang. Kami ingin Sukabumi lebih dikenal melalui karya anak mudanya," tambah Bobby.
Para peserta audiensi menyampaikan keluhan tentang rumitnya perizinan kegiatan komunitas. "Butuh tanda tangan dari terlalu banyak instansi, bahkan untuk acara kecil," kata salah satu perwakilan.
Wakil Wali Kota merespons dengan janji penyederhanaan birokrasi. "Kami akan evaluasi agar prosesnya lebih efisien, tanpa mengabaikan aspek keamanan."
Pertemuan juga membahas upaya pemulihan ekonomi, termasuk dukungan untuk usaha kecil yang terdampak, revitalisasi Pasar Pelita, dan penguatan pasar tradisional lainnya
"Kreativitas masyarakat adalah modal terbesar kami. Mari bersama-sama wujudkan Sukabumi yang lebih maju dan representatif," pungkas Bobby.
Pewarta : Indah Okti
Dokumentasi : Agus Rustiawandi
DOKPIM KOTA SUKABUMI
Pranata Kehumasan
Ross Pristianasari