Wali Kota Sukabumi, H. Ayep Zaki, menegaskan pentingnya merawat kemajemukan sebagai kekuatan utama bangsa dalam Dialog Kebangsaan yang digelar bersama organisasi kemasyarakatan keagamaan di Hotel Bountie, Kamis 12 Juni 2025.
Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya pencegahan paham radikal dan terorisme, yang turut dihadiri Deputi Bidang Pencegahan Radikalisasi BNPT, Mayjen TNI (Purn) Sudaryanto, serta Anggota DPR RI, Hj. Dewi Asmara.
Dalam sambutannya, Wali Kota Sukabumi menyatakan bahwa sejak lahir, bangsa Indonesia telah majemuk dalam banyak hal, namun justru dari keberagaman itulah kekuatan bangsa dibentuk.
“Indonesia tidak satu ras, tidak satu agama, tapi disatukan oleh nilai luhur yang hebat. Ini adalah embrio yang luar biasa. Sebagai kepala daerah, saya tentu akan terus mengibarkan panji persatuan dan kesatuan,” ujarnya di hadapan para tokoh agama dan masyarakat.
H. Ayep Zaki juga menyampaikan sejumlah capaian penting Kota Sukabumi sebagai bukti nyata dari semangat kebersamaan dan kerja kolektif.
Kota Sukabumi kini menempati posisi pertama sebagai kota toleran di Jawa Barat dan peringkat ke-6 secara nasional. Selain itu, Pemkot Sukabumi berhasil membentuk 33 Koperasi Merah Putih sebagai wadah kegiatan produktif masyarakat untuk menjauhkan warga dari paparan paham radikal.
“Ini semua adalah hasil kolaborasi. Saya tidak bisa bekerja sendiri. Kota ini dibangun atas semangat gotong royong. Apa yang kami raih sekarang, termasuk menjadi kota toleran, merupakan prestasi seluruh warga,” tambahnya.
Ia pun mengapresiasi hasil retreat nasional bersama Presiden Prabowo Subianto yang memberikan dorongan kuat agar seluruh daerah semakin memperkuat persatuan.
Deputi Pencegahan BNPT, Mayjen Sudaryanto, yang juga memiliki kedekatan emosional dengan Kota Sukabumi karena pernah menjalani pelatihan di kota ini, mengakui bahwa menjadi kota toleran bukanlah hal yang mudah.
“Kalau semua kota bisa seperti ini, Indonesia akan semakin kuat. Tapi capaian ini tidak boleh membuat kita lengah. Kita harus terus bekerja sampai titik maksimal,” tegasnya.
Sementara itu, Anggota DPR RI Hj. Dewi Asmara menekankan pentingnya Pancasila sebagai benteng pertahanan dari radikalisme.
Ia juga mengajak generasi muda, khususnya mahasiswa, untuk lebih waspada terhadap informasi di era digital yang bisa menjadi pintu masuk paham ekstrem.
“Ketimpangan ekonomi dan ketidakpastian geopolitik dunia bisa menjadi pemicu radikalisme. Maka penguatan ideologi Pancasila harus terus dilakukan,” ungkapnya.
Dalam wawancara, Wali Kota Sukabumi menyatakan bahwa pencapaian kota dalam bidang toleransi, antikorupsi, hingga peningkatan PAD akan terus diarahkan pada kegiatan-kegiatan produktif yang berdampak langsung bagi masyarakat. “Kami ingin dari Sukabumi, lahir kontribusi besar untuk Indonesia,” pungkasnya.
Kegiatan ini menjadi komitmen bersama seluruh elemen masyarakat yang hadir untuk terus menjaga persatuan dan mengedepankan dialog dalam membangun bangsa yang damai dan sejahtera.
Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya pencegahan paham radikal dan terorisme, yang turut dihadiri Deputi Bidang Pencegahan Radikalisasi BNPT, Mayjen TNI (Purn) Sudaryanto, serta Anggota DPR RI, Hj. Dewi Asmara.
Dalam sambutannya, Wali Kota Sukabumi menyatakan bahwa sejak lahir, bangsa Indonesia telah majemuk dalam banyak hal, namun justru dari keberagaman itulah kekuatan bangsa dibentuk.
“Indonesia tidak satu ras, tidak satu agama, tapi disatukan oleh nilai luhur yang hebat. Ini adalah embrio yang luar biasa. Sebagai kepala daerah, saya tentu akan terus mengibarkan panji persatuan dan kesatuan,” ujarnya di hadapan para tokoh agama dan masyarakat.
H. Ayep Zaki juga menyampaikan sejumlah capaian penting Kota Sukabumi sebagai bukti nyata dari semangat kebersamaan dan kerja kolektif.
Kota Sukabumi kini menempati posisi pertama sebagai kota toleran di Jawa Barat dan peringkat ke-6 secara nasional. Selain itu, Pemkot Sukabumi berhasil membentuk 33 Koperasi Merah Putih sebagai wadah kegiatan produktif masyarakat untuk menjauhkan warga dari paparan paham radikal.
“Ini semua adalah hasil kolaborasi. Saya tidak bisa bekerja sendiri. Kota ini dibangun atas semangat gotong royong. Apa yang kami raih sekarang, termasuk menjadi kota toleran, merupakan prestasi seluruh warga,” tambahnya.
Ia pun mengapresiasi hasil retreat nasional bersama Presiden Prabowo Subianto yang memberikan dorongan kuat agar seluruh daerah semakin memperkuat persatuan.
Deputi Pencegahan BNPT, Mayjen Sudaryanto, yang juga memiliki kedekatan emosional dengan Kota Sukabumi karena pernah menjalani pelatihan di kota ini, mengakui bahwa menjadi kota toleran bukanlah hal yang mudah.
“Kalau semua kota bisa seperti ini, Indonesia akan semakin kuat. Tapi capaian ini tidak boleh membuat kita lengah. Kita harus terus bekerja sampai titik maksimal,” tegasnya.
Sementara itu, Anggota DPR RI Hj. Dewi Asmara menekankan pentingnya Pancasila sebagai benteng pertahanan dari radikalisme.
Ia juga mengajak generasi muda, khususnya mahasiswa, untuk lebih waspada terhadap informasi di era digital yang bisa menjadi pintu masuk paham ekstrem.
“Ketimpangan ekonomi dan ketidakpastian geopolitik dunia bisa menjadi pemicu radikalisme. Maka penguatan ideologi Pancasila harus terus dilakukan,” ungkapnya.
Dalam wawancara, Wali Kota Sukabumi menyatakan bahwa pencapaian kota dalam bidang toleransi, antikorupsi, hingga peningkatan PAD akan terus diarahkan pada kegiatan-kegiatan produktif yang berdampak langsung bagi masyarakat. “Kami ingin dari Sukabumi, lahir kontribusi besar untuk Indonesia,” pungkasnya.
Kegiatan ini menjadi komitmen bersama seluruh elemen masyarakat yang hadir untuk terus menjaga persatuan dan mengedepankan dialog dalam membangun bangsa yang damai dan sejahtera.
Pewarta : Kang Warsa
Dokumentasi : Agus Rustiawandi
DOKPIM KOTA SUKABUMI
Pranata Kehumasan
Ross Pristianasari