Pemerintah Kota Sukabumi terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat sektor ekonomi kerakyatan melalui dukungan nyata terhadap pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Salah satu upaya konkret tersebut diwujudkan dalam kegiatan Pelatihan Inkubator Bisnis Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (Diskumindag) Kota Sukabumi.
Kegiatan ini digelar di Hotel Balcony, Rabu (9/7/2025), dan dihadiri langsung oleh Wali Kota Sukabumi, H. Ayep Zaki, bersama Kepala Diskumindag dan peserta pelatihan dari berbagai sektor UMKM.
Dalam sambutannya, H. Ayep Zaki menekankan bahwa sektor UMKM di Sukabumi masih didominasi oleh industri kuliner dan perlu terus didorong untuk memiliki daya saing yang lebih tinggi.
Ia menyoroti pentingnya peningkatan standar kualitas dan karakter produk UMKM agar mampu bersaing di pasar regional maupun nasional.
“UMKM kita harus punya standar, kualitas, dan karakter kuat—karena saya ingin menjadikan Kota Sukabumi sebagai kota persinggahan,” ujarnya.
Ia menambahkan, untuk mendukung hal tersebut, Kota Sukabumi dalam 10 tahun ke depan akan mengalami pembenahan besar-besaran, khususnya di bidang infrastruktur seperti drainase, jalan lingkungan, trotoar, penerangan jalan, hingga penataan PKL dan pasar tradisional.
Semua upaya ini ditujukan agar kota menjadi lebih tertata, nyaman, dan mampu menarik wisatawan serta menggerakkan roda ekonomi lokal.
Wali Kota juga menekankan pentingnya mentalitas para pelaku UMKM dalam menghadapi tantangan dan perubahan. “Saya ingin pelaku UMKM punya mental pejuang, siap bertransformasi dan beradaptasi. Pemerintah akan terus hadir mendukung, tetapi pelakunya juga harus tangguh dan konsisten,” jelasnya.
Salah satu dukungan nyata dari Pemerintah Kota Sukabumi terhadap pelaku usaha kecil adalah melalui program bantuan permodalan berbasis wakaf produktif.
H. Ayep Zaki menyampaikan bahwa setiap bulan, dirinya bersama Wakil Wali Kota dan tim turut menyalurkan bantuan dana kepada pelaku usaha ultra mikro.
Dana ini dikelola sebagai dana abadi wakaf oleh Nadzir Wakaf Do’a Bangsa, dan menjadi instrumen ekonomi inklusif yang bebas bunga serta tanpa agunan.
Ia berharap, dana abadi wakaf ini menjadi embrio dari sistem ekonomi alternatif di Kota Sukabumi yang mampu menopang kebutuhan UMKM secara berkelanjutan.
Dengan model ini, para pelaku usaha kecil dapat mengakses permodalan tanpa terjerat bunga pinjaman, sekaligus memperkuat semangat gotong royong dan keberkahan dalam usaha.
Wali Kota juga mengajak seluruh peserta pelatihan untuk menyambut berbagai program pemerintah dengan sikap positif dan semangat kolaboratif.
Ia menegaskan, keberhasilan pembangunan tidak hanya terletak pada infrastruktur, tetapi juga pada penguatan SDM dan komunitas usaha yang sehat.
Oleh karena itu, ia mendorong terbentuknya komunitas pelaku UMKM yang saling mendukung, saling berbagi ilmu, dan menciptakan ekosistem keuangan yang mandiri.
“Kalau infrastrukturnya baik, pasarnya rapi, dan produknya punya standar, maka ekonomi akan bergerak dan UMKM bisa menjadi tuan rumah di kotanya sendiri,” ujarnya.
Kegiatan pelatihan ini menjadi bagian dari rangkaian program pemberdayaan ekonomi lokal yang diinisiasi oleh Pemkot Sukabumi.
Melalui pelatihan inkubasi bisnis, para pelaku UMKM mendapatkan pembekalan pengetahuan, strategi pemasaran, hingga pengelolaan keuangan usaha yang profesional.
Diharapkan, setelah pelatihan ini, para peserta mampu memperluas usahanya dan menjadi penggerak ekonomi di wilayahnya masing-masing.
Salah satu upaya konkret tersebut diwujudkan dalam kegiatan Pelatihan Inkubator Bisnis Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (Diskumindag) Kota Sukabumi.
Kegiatan ini digelar di Hotel Balcony, Rabu (9/7/2025), dan dihadiri langsung oleh Wali Kota Sukabumi, H. Ayep Zaki, bersama Kepala Diskumindag dan peserta pelatihan dari berbagai sektor UMKM.
Dalam sambutannya, H. Ayep Zaki menekankan bahwa sektor UMKM di Sukabumi masih didominasi oleh industri kuliner dan perlu terus didorong untuk memiliki daya saing yang lebih tinggi.
Ia menyoroti pentingnya peningkatan standar kualitas dan karakter produk UMKM agar mampu bersaing di pasar regional maupun nasional.
“UMKM kita harus punya standar, kualitas, dan karakter kuat—karena saya ingin menjadikan Kota Sukabumi sebagai kota persinggahan,” ujarnya.
Ia menambahkan, untuk mendukung hal tersebut, Kota Sukabumi dalam 10 tahun ke depan akan mengalami pembenahan besar-besaran, khususnya di bidang infrastruktur seperti drainase, jalan lingkungan, trotoar, penerangan jalan, hingga penataan PKL dan pasar tradisional.
Semua upaya ini ditujukan agar kota menjadi lebih tertata, nyaman, dan mampu menarik wisatawan serta menggerakkan roda ekonomi lokal.
Wali Kota juga menekankan pentingnya mentalitas para pelaku UMKM dalam menghadapi tantangan dan perubahan. “Saya ingin pelaku UMKM punya mental pejuang, siap bertransformasi dan beradaptasi. Pemerintah akan terus hadir mendukung, tetapi pelakunya juga harus tangguh dan konsisten,” jelasnya.
Salah satu dukungan nyata dari Pemerintah Kota Sukabumi terhadap pelaku usaha kecil adalah melalui program bantuan permodalan berbasis wakaf produktif.
H. Ayep Zaki menyampaikan bahwa setiap bulan, dirinya bersama Wakil Wali Kota dan tim turut menyalurkan bantuan dana kepada pelaku usaha ultra mikro.
Dana ini dikelola sebagai dana abadi wakaf oleh Nadzir Wakaf Do’a Bangsa, dan menjadi instrumen ekonomi inklusif yang bebas bunga serta tanpa agunan.
Ia berharap, dana abadi wakaf ini menjadi embrio dari sistem ekonomi alternatif di Kota Sukabumi yang mampu menopang kebutuhan UMKM secara berkelanjutan.
Dengan model ini, para pelaku usaha kecil dapat mengakses permodalan tanpa terjerat bunga pinjaman, sekaligus memperkuat semangat gotong royong dan keberkahan dalam usaha.
Wali Kota juga mengajak seluruh peserta pelatihan untuk menyambut berbagai program pemerintah dengan sikap positif dan semangat kolaboratif.
Ia menegaskan, keberhasilan pembangunan tidak hanya terletak pada infrastruktur, tetapi juga pada penguatan SDM dan komunitas usaha yang sehat.
Oleh karena itu, ia mendorong terbentuknya komunitas pelaku UMKM yang saling mendukung, saling berbagi ilmu, dan menciptakan ekosistem keuangan yang mandiri.
“Kalau infrastrukturnya baik, pasarnya rapi, dan produknya punya standar, maka ekonomi akan bergerak dan UMKM bisa menjadi tuan rumah di kotanya sendiri,” ujarnya.
Kegiatan pelatihan ini menjadi bagian dari rangkaian program pemberdayaan ekonomi lokal yang diinisiasi oleh Pemkot Sukabumi.
Melalui pelatihan inkubasi bisnis, para pelaku UMKM mendapatkan pembekalan pengetahuan, strategi pemasaran, hingga pengelolaan keuangan usaha yang profesional.
Diharapkan, setelah pelatihan ini, para peserta mampu memperluas usahanya dan menjadi penggerak ekonomi di wilayahnya masing-masing.
Pewarta : Husen
Dokumentasi : Agus Rustiawandi
DOKPIM KOTA SUKABUMI
Pranata Kehumasan
Ross Pristianasari