Pemerintah Kota Sukabumi menggelar Rapat Koordinasi Satuan Tugas Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Ruang Pertemuan Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, Kamis (16/10/2025).
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana, bersama para kepala perangkat daerah, camat, kepala Puskesmas, kepala SPPG, ahli gizi, serta mitra pelaksana program MBG.
Rapat ini digelar untuk memperkuat koordinasi dan memastikan pelaksanaan program berjalan sesuai dengan prinsip keamanan pangan, gizi seimbang, serta tanggung jawab sosial bagi anak-anak penerima manfaat.
Dalam arahannya, Bobby Maulana menegaskan bahwa pelaksanaan program MBG bukan sekadar kegiatan rutin, melainkan bentuk komitmen bersama Pemerintah Kota Sukabumi dalam menjaga hajat hidup masyarakat, khususnya generasi muda.
Ia menyoroti bahwa kasus keracunan makanan yang sempat terjadi harus menjadi peringatan serius bagi seluruh pelaksana program agar lebih berhati-hati dan disiplin terhadap standar kebersihan.
“Program ini bukan hanya soal makan siang, tetapi menyangkut nyawa dan masa depan anak-anak kita,” tegasnya.
Bobby menjelaskan bahwa Pemerintah Kota Sukabumi memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan seluruh tahapan program berjalan sesuai standar.
Ia menekankan pentingnya profesionalisme, transparansi, dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana MBG yang nilainya cukup besar.
Menurutnya, setiap SPPG sebagai pelaksana di lapangan wajib bekerja dengan integritas tinggi, memastikan setiap menu yang disajikan memenuhi standar gizi dan keamanan pangan.
Dalam kesempatan tersebut, Bobby juga menyoroti pentingnya pengawasan lintas sektor antara pemerintah daerah, Dinas Kesehatan, DKP3, serta lembaga pendidikan.
Ia menegaskan bahwa dapur-dapur utama MBG yang tersebar di tujuh kecamatan harus beroperasi dengan standar higienitas yang ketat.
“Kami ingin pelaksanaan MBG benar-benar sesuai dengan konsep kualitas gizi yang baik. Tolong dipantau, dijamin, dan diawasi bersama,” ujar Bobby.
Selain aspek teknis, Bobby juga menilai bahwa tantangan terbesar program MBG terletak pada sosialisasi.
Menurutnya, masih banyak pelaksana di lapangan yang belum optimal dalam memberikan edukasi kepada masyarakat dan peserta didik tentang pentingnya pola makan sehat dan bergizi seimbang.
“Sosialisasi ini yang paling sulit. Kita perlu memastikan anak-anak tahu pentingnya makan bergizi, dan cara penyampaiannya harus menarik,” tambahnya.
Untuk meningkatkan efektivitas pengawasan, Pemerintah Kota Sukabumi akan memperkuat sistem pemantauan berbasis digital melalui Computer Assessment Test System.
Melalui sistem ini, pelaksanaan MBG di lapangan dapat dimonitor secara real-time untuk menilai kualitas menu, kecukupan gizi, serta kebersihan dapur dan peralatan yang digunakan.
Bobby juga menegaskan bahwa program MBG memiliki dampak yang lebih luas, tidak hanya dalam aspek kesehatan anak, tetapi juga ketahanan pangan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Menurutnya, jika dikelola dengan baik, program ini dapat memperkuat ekonomi lokal, membuka lapangan kerja, dan mendorong partisipasi masyarakat dalam mendukung penyediaan bahan pangan bergizi dari wilayah sendiri.
“Pelaksanaan MBG harus sejalan dengan penguatan pangan lokal dan pemberdayaan masyarakat. Jika dieksekusi dengan baik, dampaknya akan jauh lebih luas,” ujarnya.
Menutup arahannya, Bobby mengajak seluruh pihak untuk menjaga komitmen bersama sebagaimana telah disepakati dalam forum koordinasi tingkat provinsi Jawa Barat.
Ia berharap pelaksanaan MBG di Kota Sukabumi dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengelola program pangan bergizi dengan tanggung jawab moral dan sosial yang tinggi.
“Mari kita pegang teguh komitmen ini. Program MBG bukan hanya soal tanggung jawab kerja, tetapi juga tanggung jawab moral untuk masa depan anak-anak kita. Jika kita jalankan dengan sungguh-sungguh, Kota Sukabumi akan menjadi contoh daerah lain dalam mewujudkan keluarga sehat dan bergizi,” pungkasnya.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana, bersama para kepala perangkat daerah, camat, kepala Puskesmas, kepala SPPG, ahli gizi, serta mitra pelaksana program MBG.
Rapat ini digelar untuk memperkuat koordinasi dan memastikan pelaksanaan program berjalan sesuai dengan prinsip keamanan pangan, gizi seimbang, serta tanggung jawab sosial bagi anak-anak penerima manfaat.
Dalam arahannya, Bobby Maulana menegaskan bahwa pelaksanaan program MBG bukan sekadar kegiatan rutin, melainkan bentuk komitmen bersama Pemerintah Kota Sukabumi dalam menjaga hajat hidup masyarakat, khususnya generasi muda.
Ia menyoroti bahwa kasus keracunan makanan yang sempat terjadi harus menjadi peringatan serius bagi seluruh pelaksana program agar lebih berhati-hati dan disiplin terhadap standar kebersihan.
“Program ini bukan hanya soal makan siang, tetapi menyangkut nyawa dan masa depan anak-anak kita,” tegasnya.
Bobby menjelaskan bahwa Pemerintah Kota Sukabumi memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan seluruh tahapan program berjalan sesuai standar.
Ia menekankan pentingnya profesionalisme, transparansi, dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana MBG yang nilainya cukup besar.
Menurutnya, setiap SPPG sebagai pelaksana di lapangan wajib bekerja dengan integritas tinggi, memastikan setiap menu yang disajikan memenuhi standar gizi dan keamanan pangan.
Dalam kesempatan tersebut, Bobby juga menyoroti pentingnya pengawasan lintas sektor antara pemerintah daerah, Dinas Kesehatan, DKP3, serta lembaga pendidikan.
Ia menegaskan bahwa dapur-dapur utama MBG yang tersebar di tujuh kecamatan harus beroperasi dengan standar higienitas yang ketat.
“Kami ingin pelaksanaan MBG benar-benar sesuai dengan konsep kualitas gizi yang baik. Tolong dipantau, dijamin, dan diawasi bersama,” ujar Bobby.
Selain aspek teknis, Bobby juga menilai bahwa tantangan terbesar program MBG terletak pada sosialisasi.
Menurutnya, masih banyak pelaksana di lapangan yang belum optimal dalam memberikan edukasi kepada masyarakat dan peserta didik tentang pentingnya pola makan sehat dan bergizi seimbang.
“Sosialisasi ini yang paling sulit. Kita perlu memastikan anak-anak tahu pentingnya makan bergizi, dan cara penyampaiannya harus menarik,” tambahnya.
Untuk meningkatkan efektivitas pengawasan, Pemerintah Kota Sukabumi akan memperkuat sistem pemantauan berbasis digital melalui Computer Assessment Test System.
Melalui sistem ini, pelaksanaan MBG di lapangan dapat dimonitor secara real-time untuk menilai kualitas menu, kecukupan gizi, serta kebersihan dapur dan peralatan yang digunakan.
Bobby juga menegaskan bahwa program MBG memiliki dampak yang lebih luas, tidak hanya dalam aspek kesehatan anak, tetapi juga ketahanan pangan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Menurutnya, jika dikelola dengan baik, program ini dapat memperkuat ekonomi lokal, membuka lapangan kerja, dan mendorong partisipasi masyarakat dalam mendukung penyediaan bahan pangan bergizi dari wilayah sendiri.
“Pelaksanaan MBG harus sejalan dengan penguatan pangan lokal dan pemberdayaan masyarakat. Jika dieksekusi dengan baik, dampaknya akan jauh lebih luas,” ujarnya.
Menutup arahannya, Bobby mengajak seluruh pihak untuk menjaga komitmen bersama sebagaimana telah disepakati dalam forum koordinasi tingkat provinsi Jawa Barat.
Ia berharap pelaksanaan MBG di Kota Sukabumi dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengelola program pangan bergizi dengan tanggung jawab moral dan sosial yang tinggi.
“Mari kita pegang teguh komitmen ini. Program MBG bukan hanya soal tanggung jawab kerja, tetapi juga tanggung jawab moral untuk masa depan anak-anak kita. Jika kita jalankan dengan sungguh-sungguh, Kota Sukabumi akan menjadi contoh daerah lain dalam mewujudkan keluarga sehat dan bergizi,” pungkasnya.
Pewarta : Indah
Dokumentasi : Dede Soleh
DOKPIM KOTA SUKABUMI
Pranata Kehumasan
Ross Pristianasari
Posting Komentar untuk "Pemkot Sukabumi Perkuat Pengawasan dan Komitmen Pelaksanaan Program Makanan Bergizi Gratis"
Silakan kirim saran dan komentar anda