Bertempat di Rumah Dinas Wali Kota Sukabumi, Kamis (21/8/2025), digelar kegiatan pengajian yang diawali dengan tilawah oleh Ibu Eis Nur Hasanah, serta sambutan dari Ketua TP-PKK Kota Sukabumi, Ranty Rachmatilah. Acara ini dihadiri jajaran pemerintah daerah, para kader PKK, serta tokoh masyarakat.
Dalam sambutannya, ia menyoroti sejumlah kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi di Sukabumi, termasuk kasus anak berusia 3 tahun yang meninggal karena tubuhnya dipenuhi cacing, serta kasus kehamilan remaja di usia 14 tahun.
Ia menegaskan bahwa pemerintah sering kali menjadi pihak yang disalahkan, padahal upaya pencegahan membutuhkan empati, kepedulian, dan peran aktif seluruh masyarakat.
“Mari kita bersama-sama menjadi pelopor dan pelapor. Partisipasi masyarakat sangat penting dalam membangun empati, saling memperhatikan, dan saling menghormati,” ujarnya.
Ranty juga menjelaskan peran penting PKK dalam edukasi masyarakat, gerakan lingkungan bersih dan sehat, sosialisasi pola asuh anak, serta pemantauan kesehatan keluarga.
Sementara itu, peran Posyandu juga ditekankan, antara lain dalam memantau tumbuh kembang balita, imunisasi, penyuluhan gizi dan stunting, pemberdayaan kader, hingga pelayanan berbasis komunitas.
Menurutnya, sinergi PKK, Posyandu, RT, RW, kelurahan, dan puskesmas menjadi kunci untuk meminimalisir berbagai persoalan sosial dan kesehatan masyarakat.
Lebih lanjut, beliau menyoroti perilaku berisiko di kalangan remaja, seperti tawuran, seks bebas, hingga penyalahgunaan narkoba.
Ia menekankan pentingnya pendidikan seks sesuai usia untuk memberikan pemahaman menjaga diri, menghormati orang lain, serta menghindari perilaku yang berpotensi menimbulkan dampak buruk.
“Hidup bukanlah kompetisi, melainkan perjalanan. Kita harus fokus pada diri sendiri, berkolaborasi dalam kebaikan, serta menjauhi tekanan sosial,” tambahnya.
Sambutan tersebut ditutup dengan ajakan, “Mari kita tata Sukabumi dimulai dari keluarga kecil kita.” Pesan itu diperkuat dengan analogi kehidupan manusia yang diibaratkan seperti planet yang memiliki orbit masing-masing, sehingga setiap orang harus konsisten pada jalurnya tanpa membandingkan diri dengan orang lain.
Acara kemudian dilanjutkan dengan sapaan dari Ibu Wakil Wali Kota Sukabumi, Kia Florita, yang menekankan bahwa setiap pertemuan adalah takdir.
Ia mengingatkan masyarakat agar bijak menggunakan media sosial, mengontrol diri, dan tidak mudah iri terhadap kehidupan orang lain.
Menurutnya, kesuksesan sejati bukan diukur dari duniawi, melainkan bagaimana seseorang dapat menutup usia dengan husnul khotimah.
Kegiatan pengajian ditutup dengan tausiah yang disampaikan oleh Ustadzah Sany Lisiyah. Pesan pentingnya yaitu membangun Kota Sukabumi yang berempati, religius, dan harmonis, dimulai dari keluarga sebagai unit terkecil masyarakat.
Dalam sambutannya, ia menyoroti sejumlah kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi di Sukabumi, termasuk kasus anak berusia 3 tahun yang meninggal karena tubuhnya dipenuhi cacing, serta kasus kehamilan remaja di usia 14 tahun.
Ia menegaskan bahwa pemerintah sering kali menjadi pihak yang disalahkan, padahal upaya pencegahan membutuhkan empati, kepedulian, dan peran aktif seluruh masyarakat.
“Mari kita bersama-sama menjadi pelopor dan pelapor. Partisipasi masyarakat sangat penting dalam membangun empati, saling memperhatikan, dan saling menghormati,” ujarnya.
Ranty juga menjelaskan peran penting PKK dalam edukasi masyarakat, gerakan lingkungan bersih dan sehat, sosialisasi pola asuh anak, serta pemantauan kesehatan keluarga.
Sementara itu, peran Posyandu juga ditekankan, antara lain dalam memantau tumbuh kembang balita, imunisasi, penyuluhan gizi dan stunting, pemberdayaan kader, hingga pelayanan berbasis komunitas.
Menurutnya, sinergi PKK, Posyandu, RT, RW, kelurahan, dan puskesmas menjadi kunci untuk meminimalisir berbagai persoalan sosial dan kesehatan masyarakat.
Lebih lanjut, beliau menyoroti perilaku berisiko di kalangan remaja, seperti tawuran, seks bebas, hingga penyalahgunaan narkoba.
Ia menekankan pentingnya pendidikan seks sesuai usia untuk memberikan pemahaman menjaga diri, menghormati orang lain, serta menghindari perilaku yang berpotensi menimbulkan dampak buruk.
“Hidup bukanlah kompetisi, melainkan perjalanan. Kita harus fokus pada diri sendiri, berkolaborasi dalam kebaikan, serta menjauhi tekanan sosial,” tambahnya.
Sambutan tersebut ditutup dengan ajakan, “Mari kita tata Sukabumi dimulai dari keluarga kecil kita.” Pesan itu diperkuat dengan analogi kehidupan manusia yang diibaratkan seperti planet yang memiliki orbit masing-masing, sehingga setiap orang harus konsisten pada jalurnya tanpa membandingkan diri dengan orang lain.
Acara kemudian dilanjutkan dengan sapaan dari Ibu Wakil Wali Kota Sukabumi, Kia Florita, yang menekankan bahwa setiap pertemuan adalah takdir.
Ia mengingatkan masyarakat agar bijak menggunakan media sosial, mengontrol diri, dan tidak mudah iri terhadap kehidupan orang lain.
Menurutnya, kesuksesan sejati bukan diukur dari duniawi, melainkan bagaimana seseorang dapat menutup usia dengan husnul khotimah.
Kegiatan pengajian ditutup dengan tausiah yang disampaikan oleh Ustadzah Sany Lisiyah. Pesan pentingnya yaitu membangun Kota Sukabumi yang berempati, religius, dan harmonis, dimulai dari keluarga sebagai unit terkecil masyarakat.
Pewarta : Zahra
Dokumentasi : Ihsan
DOKPIM KOTA SUKABUMI
Pranata Kehumasan
Ross Pristianasari
Posting Komentar untuk "Pengajian di Rumah Dinas Wali Kota: Empati dan Peran Keluarga untuk Membangun Sukabumi"
Silakan kirim saran dan komentar anda